Daftar Isi
Foto: Ilustrasi. Wilayah DMZ yang memisahkan Korut dan Korsel. (AFP/Ed Jones)
Lancang Kuning -- Korea Utara mengancam akan membuat Korea Selatan menderita dan akan menutup kantor penghubung dengan Korsel karena selebaran anti-Pyongyang dikirim melintasi perbatasan kedua negara.
"Yang pertama, kami pasti akan menarik kantor penghubung bersama Utara-Selatan," kata seorang pejabat unifikasi Korut, yang menangani hubungan antar-Korea, dalam sebuah pernyataan, dikutip dari kantor berita Korut KCNA, Jumat (5/6).
Ia mengatakan bahwa penutupan kantor itu dapat diikuti oleh "berbagai tindakan" untuk menghukum Seoul.
"Kami akan mulai melakukan hal-hal yang dapat melukai sisi Selatan segera untuk membuat mereka menderita," tambahnya, mengutip dari CNN.
Peringatan keras ini adalah yang kedua dalam beberapa hari terakhir. Penyebabnya kemungkinan adalah kejengkelan Korut karena menganggap Korsel tak bisa menghentikan ulah para pembelot (warga Korut yang melarikan diri ke Korsel) mengirimkan selebaran lewat balon udara ke wilayah Korut.
Selebaran itu biasanya berisi kritik atau catatan pelanggaran hak asasi manusia dari rezim pemimpin Korut Kim Jong-un.
Sebelumnya pada Kamis lalu, saudara perempuan Jong-un, Kim Yo-jong, mengancam akan membatalkan perjanjian militer yang disepakati pada 2018 lalu karena persoalan yang sama.
Sementara itu para pejabat Korsel mengatakan mereka akan mendorong undang-undang yang melarang kegiatan penyebaran selebaran yang dilakukan oleh para pembelot. Namun rencana ini memicu perdebatan tentang potensi pelanggaran kebebasan berekspresi di negara itu.
Kantor penghubung kedua negara sendiri saat ini memang tengah ditutup terkait pandemi virus corona. (LK)
Komentar