Sistem Basis Data Normalisasi

Daftar Isi

    LancangKuning.com - Basis data atau yang dikenal juga sebagai database merupakan kumpulan dari data-data yang tersimpan dengan sistematis di dalam komputer ataupun server yang bisa diolah dan dimanipulasi memakai perangkat lunak (software) bertujuan untuk menghasilkan informasi-informasi dari data-data yang tersimpan pada database.

    Basis data adalah bagian yang paling penting pada sistem informasi karena database berfungsi sebagai tempat penyimpanan data yang dapat diolah nantinya. Basis data sangat penting karena dapat mengatur data, terhindar dari duplikasi data, terhindar dari hubungan antara data yang kurang jelas dan update yang rumit.

    Untuk menghindari duplikasi data, update yang terlalu rumit, ataupun relasi yang tidak jelas pada database, maka solusinya ialah dengan melakukan normalisasi pada database tersebut. Jadi, normalisasi adalah salah satu metode yang berguna untuk mengubah database yang tidak teratur menjadi lebih baik dengan menerapkan beberapa standar kriteria dan aturan. Tujuan dari me-normalisasi basis data agar mendapatkan hasil yang baik dan juga normal pada struktur tabel.

    Baca juga : Tempat Wisata di Pekanbaru

    Bentuk “normal” merupakan sebuah aturan yang berlaku pada relasi-relasi pada tabel dalam database dan harus di isi oleh relasi pada tabel tersebut di level-level normalisasi. Sebuah relasi atau hubungan dapat dikatakan normal jika memenuhi kriteria, dan kondisi tertentu. Ada beberapa .model dari normalisasi diantaranya ada bentuk yang tidak normal atau biasa juga disebut sebagai unnormalize, bentuk pertama yang normal (1NF), bentuk kedua normal (2NF), dan bentuk normal tahap yang ke-3.

    Berikut dibawah ini merupakan macam bentuk normalisasi pada basis data, yaitu:

    1. Bentuk yang tidak normal atau unnormalize

    Bentuk ini merupakan kumpulan data-data yang tersimpan tanpa mengikuti aturan pada format tertentu. Pada bentuk ini masih memiliki repeating group atau pengulangan dari grup, jadi dengan kondisi ini data-data menjadi bermasalah untuk diolah, seperti menginput data, mengedit data, maupun menghapus data-data yang ada di dalam database.

    Contoh :

    2. Bentuk normal yang pertama (1NF)

    Baca juga : Kelemahan Algoritma Pencarian Depth First Search

    Di dalam relasi basis data dilarang adanya perulangan pada tabel yang dapat berdampak terjadinya anomali. Oleh karena itu pada tahap yang tidak normal dapat menghasilkan bentuk yang normal pada tahap pertama yang dapat diartikan bahwa bentuk normal pada tahap pertama merupakan suatu relation yang memenuhi kriteria normal pada tahap pertama dan jika atribut-atribut dari relations tersebut hanya mempunyai nilai yang tunggal dalam 1 record.

    Tetapi field hanya mempunyai 1 makna, bukan kumpulan kata-kata yang memiliki arti yang ganda dan tidak mempunyai set atribut repeat atau bernilai ganda.

    Data dalam tabel sebelumnya merupakan data yang belum normal jadi harus di ubah ke dalam bentuk yang normal pada tahap pertama dengan teknik membuat baris yang berisikan kolom dengan jumlah sama dan setiap kolomnya mempunyai 1 nilai.

    Berikut setelah di normalisasi tahap pertama pada tabel di bawah ini.

    Bentuk normalisasi pada tahap pertama ini memiliki ciri-ciri yaitu pada setiap data yang dibentuk dalam file dasar, data tersebut dirubah ke dalam 1 record demi 1 record dan nilai dari field akan berupa nilai yang tidak bisa dibagi lagi.

    3. Bentuk normal pada tahap kedua

    Di dalam mendesain sebuah basis data yang memiliki relasi tidak diperbolehkan adalah memiliki functional dependency sebagian pada kunci utama (primary key), karena ini bisa berdampak terjadinya sebuah anomali. Oleh karena itu pada tahap normalisasi yang pertama akan menghasilkan sebuah bentuk normal pada tahap kedua atau (2NF) yang dapat didefinisikan, bahwa normalisasi pada tahap kedua merupakan suatu relasi yang memenuhi relasi yang kedua jika relasi tersebut sudah memenuhi tahap normalisasi yang pertama, dan setiap atributnya bukan key (non-key) yang bergantung secara fungsinya terhadap primary key.

    Baca juga : Tempat Wisata di Riau

    Berikut merupakan tabel yang sudah dinormalisasi pada tahap yang kedua.

    Bentuk normal pada tahap kedua ini memiliki syarat ialah bentuk datanya telah memenuhi syarat pada bentuk normal pada tahap pertama. Atribut yang bukan kunci harus terikat secara fungsional kepada primary key, jadi dapat membentuk normal pada tahap kedua yang sudah ditentukan kunci-kunci pada field.

    4. Bentuk normal pada tahap ketiga

    Untuk mendesain sebuah basis data tidak dapat diperbolehkan adanya transitive dependency karena ini bisa berdampak akan terjadinya anomali. Karena itu harus melakukan normalisasi pada tahap ketiga agar relasi dapat menghindari anomali karena adanya transitive dependency pada primary key. Berikut merupakan tabel-tabel yang di normalisasi pada tahap ketiga.(Fauzan)

    Bagikan Artikel

    data.label
    data.label
    data.label
    data.label
    Beri penilaian untuk artikel Sistem Basis Data Normalisasi
    Sangat Suka

    0%

    Suka

    0%

    Terinspirasi

    0%

    Tidak Peduli

    0%

    Marah

    0%

    Komentar