Sepak Terjang Usman dan Harun yang Abadi Jadi Kapal Perang RI

Daftar Isi

    Foto: KRI Usman Harun-359. (Dok. Puspen TNI).

    LancangKuning.com, JAKARTA -- Bagi Indonesia, Usman Janatin dan Harun Thohir adalah tokoh patriotik yang berhasil menuntaskan misi ganyang Malaysia era Presiden Sukarno. Bahkan keduanya diabadikan TNI sebagai nama Kapal Perang Republik Indonesia (KRI). Kini KRI Usman Harun 359 menjadi salah satu penjaga perairan Natuna Utara.

    Dihimpun beberapa sumber militer, Usman lahir pada 18 Maret 1943 dan setelah lulus SMA ia mendaftar untuk militer pada tahun 1962. Pada tanggal 1 Juni 1962, Usman diterima sebagai anggota Korps Komando Operasi (KKO) atau kini dikenal sebagai Korps Marinir TNI Angkatan Laut.

    Setahun Usman jadi prajurit KKO, Indonesia tengah berkonfrontasi dengan Malaysia. Indonesia menyatakan keberatan dengan pembentukan Malaysia yang dianggap Presiden Sukarno hanya negara boneka Inggris.

    Pembentukan Malaysia merupakan penggabungan Federasi Malaya (sekarang Malaysia Barat), Singapura dan koloni mahkota/protektorat Inggris di Kalimantan Utara dan Sarawak (secara kolektif dikenal sebagai British Borneo, sekarang Malaysia Timur). Pembentukan Malaysia dilakukan pada September 1963.

    Sukarno juga berang dengan ihwal rencana ini. Sebab pembentukan Malaysia dilakukan dengan cara mencaplok wilayah Kalimantan bagian utara, melansir CNN Indonesia.

    Konflik ditandai oleh pertempuran darat yang terkendali dan terisolasi, diatur dalam taktik brinkmanship tingkat rendah, dan karena konflik tersebut Usman segera menjadi sukarelawan dalam operasi militer Komando Mandala Siaga. Pada operasi itu, Usman bergabung dengan Harun dan Gani bin Arup.

    Operasi dipimpin Wakil Laksamana Omar Dhani. Pada 8 Maret 1965 ketiga orang dikirim ke Singapura yang masih menjadi bagian dari Malaysia. Mereka ke sana dengan tugas melakukan sabotase.

    Baca Juga: DPR AS Sepakat Halangi Trump Perang dengan Iran

    Usman, Harun, dan Gani beroperasi dengan bahan peledak 12,5 kilogram dan melakukan pemboman di tempat yang sudah ditargetkan. Peledakan dilakukan dengan tujuan menciptakan konflik antara etnis China di Singapura dan orang Melayu di Malaysia. Dengan pecah konflik itu, Indonesia akan lebih mudah mengganyang Malaysia sebagaimana perintah Sukarno.

    Sebetulnya ketiga prajurit KKO itu sudah diberi target mengebom sebuah rumah tenaga listrik. Namun mereka malah menuju bangunan Hong Kong dan Shanghai Bank (kini dikenal sebagai MacDonalds House). Mereka pun meledakkan bom di sana. Dalam laporan Singapura kemudian, tiga orang tewas dan 33 lainnya terluka.

    Baca Juga: 4 Gerhana Bulan yang Akan Sambangi Indonesia di 2020

    Setelah aksi itu, ketiganya kabur. Usman dan Harun tidak dapat melarikan diri karena perahu motor mereka mogok di laut. Namun, Gani berhasil melarikan diri karena mengambil rute yang berbeda.

    Setelah berhari-hari menghindari pihak berwenang, Usman dan Harun akhirnya ditangkap oleh Pasukan Patroli Singapura pada 13 Maret 1965.

    Baca Juga: Makanan Khas Pekanbaru

    Kedua marinir tersebut ditempatkan di depan Pengadilan Tinggi Singapura setelah 8 bulan di penjara dan dituduh melanggar control area, pembunuhan, dan juga menyalakan alat peledak.

    Dalam persidangan, mereka mengaku tidak bersalah, Kedunya mengatakan bahwa mereka melakukan pemboman bukan karena ingin melakukannya, tetapi hanya mengikuti perintah pada masa perang. Keduanya kemudian meminta pengadilan untuk menganggap mereka sebagai tawanan perang.

    Baca Juga: Tempat Wisata di Riau

    Pemerintah Indonesia mencoba yang terbaik untuk membawa Usman dan Harun pulang ke Indonesia. Pada akhirnya pengadilan memutuskan bahwa apa yang dilakukan keduanya terlalu kejam untuk dimaafkan dan menjatuhkan hukuman mati.

    Akhirnya, pada 17 Oktober 1968 pukul 6.00 pagi waktu Singapura, Usman dan Harun digantung di Penjara Chang. Kemudian pada sore hari, jenazah mereka dibawa kembali ke Indonesia dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan. (LKC)

    Bagikan Artikel

    data.label
    data.label
    data.label
    data.label
    Beri penilaian untuk artikel Sepak Terjang Usman dan Harun yang Abadi Jadi Kapal Perang RI
    Sangat Suka

    0%

    Suka

    0%

    Terinspirasi

    0%

    Tidak Peduli

    0%

    Marah

    0%

    Komentar