Daftar Isi
Foto: Illustrasi situs porno. (Istockphoto/PashaIgnatov)
LancangKuning.com, JAKARTA - Kasperksy mencatat sekitar 658 ribu pengakses situs pornografi terinfeksi malware di seluruh dunia pada 2018. Infeksi malware melalui situs ini dilakukan dengan metode SEO black hat.
Metode ini melibatkan perubahan konten dan deskripsi situs web berbahaya yang dimiliki peretas. Hal ini membuat situs yang mereka miliki muncul di pencarian paling atas dalam mesin pencarian.
Baca Juga: Jelang Natal, Tito Minta Kepala Daerah Rangkul Tokoh Agama
"Situs web semacam itu dapat ditemukan di tempat ketiga atau keempat dalam daftar hasil pencarian. Metode ini masih digunakan secara aktif oleh pelaku kejahatan siber," ujar Malware Analyst Kaspersky Oleg Kupreev dalam keterangan resmi yang diterima, seperti melansir CNNIndonesia.com, Jumat (13/12).
Oleg mengatakan efisiensi serangan ini memang telah menurun karena platform mesin pencari telah meluncurkan metode-metode keamanan dalam sistem. Akan tetapi, peretas masih menggunakan metode serangan SEO black-hat secara aktif.
Baca Juga: Banyak Video Beredar Penyerangan Harimau di Riau, Ini Klarifikasi BBKSDA
"Situs web semacam itu dapat ditemukan di tempat ketiga atau keempat dalam daftar hasil pencarian. Efisiensinya telah berkurang berkat banyak mesin pencari yang berjuang melawan kegiatan SEO black-hat tersebut dan upaya mereka dalam melindungi pengguna dari konten berbahaya," katanya.
Baca Juga: Tempat Wisata di Riau
Lebih lanjut, Olev menyarankan agar pengguna tetap mengakses situs-situs terpercaya untuk menghindari serangan. Meski melakukan pencarian lewat Google, tak menutup kemungkinan situs berisi malware tetap ada.
"Agar tetap aman saat melakukan pencarian di web, kami sarankan Anda menggunakan solusi keamanan terpercaya dan menghindari untuk mengklik situs web yang mencurigakan dan tidak dikenal melalui mesin pencari," ujar Olev.
Baca Juga: Makanan Khas Pekanbaru
Berdasarkan laporan Kaspersky, serangan siber lewat situs porno menurun sekitar 36 persen dibandingkan 2017. Saat itu, ada lebih dari 1 juta pengguna serangan siber. (LKC)
Komentar