Gua Jadi Sumber Air Terakhir

Daftar Isi

     

    Foto: Dok. ACT

    LancangKuning.Com, GUNUNGKIDUL – Pengap menyergap sejak kami masuk ke dalam Gua Srinti di Desa Beriharjo, Kecamatan Karangmojo, Gunungkidul, DI Yogyakarta. Beberapa kali kelelawar penghuni gua berterbangan, tanda terganggu dengan kedatangan manusia. Kondisi dalam gua lembap, masih cukup banyak ditemukan air di sungai bawah tanah yang berada di dalam gua yang tak jauh dari Gua Pindul itu.

    Tak ada sumber cahaya di dalam gua. Kami hanya bergantung pada senter dari gawai dan lampu penerangan untuk kamera. Stalaktit menjuntai dari langit-langit, membuat kami harus hati-hati berjalan. Stalaktit yang masih aktif itu meneteskan air bersih yang terserap dari permukaan tanah di atasnya.

    Baca Juga: Wahai Wanita, Menawarkan Diri Untuk Dinikahi Itu Lebih Mulia Daripada Tersiksa Hubungan Asmara

    Dedi, warga Gunungkidul yang juga bagian dari Potensi Basarnas, mengatakan, kekeringan akibat kemarau seperti tahun ini, gua menjadi salah satu sumber air dari alam yang bisa warga manfaatkan. Namun sayang, di pekan ketiga Agustus sudah banyak gua yang mengering setelah airnya dimanfaatkan warga sejak berbulan-bulan selama kemarau.

    “Gua Srinti ini salah satu gua yang masih menyimpan air. Di Gunungkidul banyak ditemukan gua yang di dalamnya ada aliran sungai bawah tanah. Tapi akibat kemarau ini, aliran sungai juga ikut mengering. Padahal gua jadi sumber air terakhir warga setelah banyak telaga yang kering total,” jelas Dedi, Ahad (25/8).

    Namun, kualitas air dari sungai bawah tanah juga perlu diperhatikan. Debit air yang berkurang dan bercampur kotoran hewan dalam gua menjadi pertimbangan warga untuk memanfaatkan air dalam gua.
    Supoyo, salah satu warga Desa Beriharjo, mengatakan air gua sangat jarang dikonsumsi. Kebersihan menjadi alasan.

    “Itu kan banyak kelelawar sama hewan lainnya yang kotorannya bercampur ke air, jadi enggak layak konsumsi,” jelasnya.

    Hal yang sama dilakukan oleh warga di sekitar gua yang ada di Kecamatan Rongkop. Mereka tak memanfaatkan air gua untuk konsumsi. Dedi menambahkan, air dari gua biasa warga gunakan untuk mandi atau mencuci. Sedangkan untuk konsumsi, warga menggunakan air dari perusahaan air minum yang tak tiap hari mengalir.

    Baca Juga: LAZISMU Pekanbaru Aktiv Salurkan Bantuan Beasiswa Setiap Bulan

    “Selain dari PAM, warga harus beli air bersih yang harganya per tangki sampai ratusan ribu. Kalau tidak sanggup beli, warga hanya mengharapkan bantuan air bersih,” katanya.

    Saat ini gua memang menjadi sumber terakhir air bagi masyarakat di Gunungkidul. PAM milik pemerintah pun mengambil air untuk didistribusikan ke masyarakat dari dalam gua yang masih terdapat air. Walau begitu, masih banyak juga wilayah yang belum terjangkau air PAM. Mereka hingga kini terus bertahan dengan kekeringan yang melanda sejak April lalu. (LKC)

    Bagikan Artikel

    data.label
    data.label
    data.label
    data.label
    Beri penilaian untuk artikel Gua Jadi Sumber Air Terakhir
    Sangat Suka

    0%

    Suka

    0%

    Terinspirasi

    0%

    Tidak Peduli

    0%

    Marah

    0%

    Komentar