Daftar Isi
LancangKuning.com, Pekanbaru - Kabut asap sepertinya sudah menjadi langganan masyarakat Riau. Hampir setiap tahunnya kebakaran hutan dan lahan terjadi di Riau. Kejadian ini sering muncul pada saat musim kemarau tiba. Seperti kita ketahui, kabut asap yang berasal dari kebakaran hutan dan lahan merupakan jenis polusi udara yang dihasilkan dari campuran beberapa gas dan partikel yang bereaksi dengan sinar matahari. Gas-gas yang terlibat dalam proses ini adalah karbon dioksida (CO2), karbon monoksida (CO), nitrogen oksida (NO2), sulfur oksida (SO2), senyawa organik volatil (VOC), dan ozon. Sementara itu, partikel-partikel yang terdapat dalam kabut asap adalah asap itu sendiri, debu, pasir, dan serbuk sari.
Kondisi ini sangat mengkhawatirkan dan merugikan. Tak hanya berdampak buruk bagi lingkungan, kabut asap juga menjadi ancaman serius bagi kesehatan, seperti iritasi dan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA). Kelompok yang rentan adalah orang tua, ibu hamil, anak-anak serta orang dengan penyakit jantung dan paru.
Nah, apa saja bahaya kabut asap kebakaran bagi kesehatan manusia? Berikut ini beberapa bahaya kabut asap bagi kesehatan. Pertama, kabut asap dapat menyebabkan susah bernapas dan kerusakan paru-paru. Kedua, kabut asap dapat menyebabkan batuk dan iritasi tenggorokan. Ketiga, kabut asap memperburuk gejala penyakit paru-paru. Keempat, kabut asap berdampak kepada fungsi jantung. Kelima, kabut asap menimbulkan efek buruk untuk mata. Keenam, kabut asap berisiko terkena kanker paru-paru. Ketujuh, kabut asap akan berdampak pada kulit.
Guna mengurangi besarnya ancaman dampak negatif kabut asap terhadap kesehatan, perlu dilakukan upaya pencegahan. Masyarakat perlu melakukan 8 langkah berikut. Pertama, hindari atau kurangi aktivitas di luar rumah/gedung, terutama bagi mereka yang menderita penyakit jantung dan gangguan pernapasan. Dua, selalu memakai masker jika harus pergi ke luar rumah/gedung. Pakailah masker dengan benar untuk menutupi hidung dan mulut. Tiga, minumlah air putih lebih banyak dan lebih sering agar debu atau partikel halus yang menempel pada tenggorokan larut dan masuk ke dalam pencernaan sehingga ikut terbuang bersama kotoran. Empat, segeralah berobat ke dokter atau sarana pelayanan kesehatan terdekat bila mengalami kesulitan bernapas atau gangguan kesehatan lain.
Lima, segera lakukan perilaku hidup bersih sehat (PHBS) seperti makan makanan bergizi, banyak minum, banyak mengonsumsi buah, jangan dekat-dekat orang merokok, dan istirahat cukup. Enam, upayakan agar asap dari luar tidak masuk ke dalam rumah/gedung. Tujuh, tempat penampungan air minum dan makanan harus ditutup dan terlindung dengan baik. Delapan, buah-buahan dan sayuran dicuci sebelum dikonsumsi. Bahan makanan dan minuman yang dimasak perlu dimasak dengan baik.
Memperhatikan kondisi yang terjadi saat ini maka seharusnya masyarakat benar-benar melakukan pencegahan dengan mengikuti poin-poin yang disampaikan di atas. Guna tidak berdampak buruk pada kesehatan. Pemerintah provinsi juga seharusnya peka dengan keadaan saat ini agar korban jiwa tidak bermunculan akibat kondisi asap yang semakin hari bertambah buruk.
Penulis : Puja Hernashfa Matondang (Anggota DPM UNRI)
Komentar