Sejarah di Balik Nama Piala Sudirman

Daftar Isi

    Foto:Ilustrasi bulutangkis. (Istockphoto/undefined undefined)

    LancangKuning.Com, Jakarta -- Gelaran Piala Sudirman 2019 di Nanning, China, merupakan edisi ke -16 dari kejuaraan bulutangkis beregu campuran dua tahunan itu. Piala Sudirman pertama kali dipertandingkan pada 1989 di Jakarta.

    Pada edisi pertama, Indonesia berhasil menjadi juara usai mengalahkan Korea Selatan di final dengan skor akhir 3-2 dari lima partai yang dipertandingan.

    Nama Sudirman mungkin lebih terkenal sebagai sososk pahlawan bangsa, Jendral Soedirman. Namun, bukan itu yang menjadi latar belakang diselenggarakannya Piala Sudirman.

    Piala Sudirman merupakan sebuah bentuk penghormatan dan apresiasi dunia untuk seorang pebulutangkis Indonesia bernama Dick Sudirman. Sudirman juga merupakan salah satu pendiri Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) yang terbentuk pada 5 Mei 1951.

    Dikutip dari BWF Museum, Sudirman menjadi jembatan untuk menggabungkan dua organisasi bulutangkis dunia, International Badminton Federation (IBF) dengan World Badminton Federation (WBF). Pada 1981, kedua organisasi itu bisa disatukan menjadi BWF.

    Sudirman merupakan Ketua Umum PP PBSI kedua setelah Prataatmadja yang bekerja mulai 1952 sampai 1963. Ia juga tercatat sebagai sosok Ketua Umum PBSI terlama yang pernah menjabat organisasi bulutangkis di Indonesia, yakni selama 22 tahun (1952-1963 serta 1967-1981).

    Tak hanya itu, Sudirman juga pernah dipercaya sebagai Wakil Presiden IBF (International Badmiton Federation) yang saat ini dikenal dengan BWF (Badminton World Federation) pada tahun 1975. Sudirman wafat karena penyakit yang dideritanya pada 10 Juni 1986 dalam usia 64 tahun.

    Meski Sudirman sudah tidak ada, Piala Sudirman masih eksis sebagai salah satu kejuaraan beregu bulutangkis yang punya gengsi tinggi di dunia. Salah satu kejuaraan yang paling ditunggu oleh pebulutangkis.

    Kejuaraan Piala Sudirman muncul berkat usulan dari Suharso Suhandinata, mantan wakil ketua umum PBSI dan anggota tetap IBF, setelah Dick Sudirman wafat, dikutip dari CNN Indonesia.

    Tidak ada hadiah uang dalam pagelaran Piala Sudirman ini. Para pemain tampil demi negara dan untuk memperbaiki posisi mereka di peringkat dunia BWF. (LKC)

    Bagikan Artikel

    data.label
    data.label
    data.label
    data.label
    Beri penilaian untuk artikel Sejarah di Balik Nama Piala Sudirman
    Sangat Suka

    0%

    Suka

    0%

    Terinspirasi

    0%

    Tidak Peduli

    0%

    Marah

    0%

    Komentar