Pengguna Media Sosial Diminta Bijak Saat Ramadhan

Daftar Isi

    Foto: Ilustrasi (YashilG/Pixabay)

    LancangKuning.Com, Jakarta -- Berdebat di media sosial telah menjadi kebiasaan banyak orang di zaman kiwari. Di bulanRamadan, perdebatan diperbolehkan asal ditujukan untuk kemaslahatan orang banyak.

    KH Ahmad Ishomuddin mengatakan, perdebatan umumnya terjadi lantaran adanya perbedaan pendapat terhadap satu objek. Hal ini disebabkan oleh sudut pandang yang juga berbeda.

    "Tak jarang perbedaan pendapat itu berujung pada perdebatan," kata dia.

    Dalam perspektif Islam, lanjutnya, tak seluruh perdebatan diharamkan. Allah SWT pernah berfirman, 'Berdebatlah kalian dengan perdebatan yang sebaik-baiknya'. Firman tersebut menjelaskan bahwa tak semua perdebatan dinilai haram.

    "Beberapa perdebatan perlu dilakukan demi mencari kebenaran dan titik temu," katanya. Perdebatan untuk mencari kemaslahatan bagi banyak orang diperkenankan dalam Islam, dikutip dari CNN.

    Namun, tak jarang perdebatan di zaman kiwari mengarah pada perpecahan. Pasalnya, yang dicari bukanlah kebenaran untuk titik temu, melainkan sekadar adu mulut.

    Tak jarang perdebatan ini diwarnai oleh kalimat-kalimat yang menyinggung pihak lawan. "Tak jarang pula muncul fitnah," katanya.

    Secara langsung, perdebatan negatif semacam itu, lanjut dia, dikategorikan sebagai hal-hal yang diharamkan dalam Islam. Alih-alih membawa kemaslahatan, perdebatan justru berujung kemafsadahan atau kehancuran.

    Seyogianya, media sosial hadir untuk berdebat mencari titik temu dan kebenaran. "Orang-orang yang berpuasa hendaknya menghindari perdebatan negatif yang berujung perpecahan," pungkasnya. (LKC)

    Bagikan Artikel

    data.label
    data.label
    data.label
    data.label
    Beri penilaian untuk artikel Pengguna Media Sosial Diminta Bijak Saat Ramadhan
    Sangat Suka

    0%

    Suka

    0%

    Terinspirasi

    0%

    Tidak Peduli

    0%

    Marah

    0%

    Komentar