Raja-raja Kerajaan Jambi

Daftar Isi

    Sumber foto : wikipedia

    LancangKuning.com - Dahulunya Jambi merupakan salah satu dari wilayah Kerajaan Melayu, lalu kemudian menjadi salah satu wilayah Kerajaan Sriwijaya, dan pada akhir abad ke-14 Jambi menjadi bagian dari Kerajaan Majapahit. Pengaruh jawa terhadap daerah Jambi berlangsung dari abad ke-17 hingga abad ke-18.

    Kesultanan Jambi berdiri bersamaan dengan adanya kebangkitan Islam di Jambi. Pada tahun 1616 daerah Jambi merupakan salah satu daerah pelabuhan terkaya ke dua setelah Aceh. Hanya saja kejayaan dari kesultanan ini tidak berlangsung lama, karena Jambi kehilangan kedudukan sebagai pelabuhan lada utama setelah terjadinya konflik internal dan peperangan dengan Johor.

    Mugkin bagi anda yang bukan termasuk orang sejarah, akan merasa asing mendengar nama kerajaan ini karena kerajaan ini tidak sepopuler kerajaan Samudera Pasai, Mataram, Perlak, dan lainnya. Sejarah dari berdirinya kerajaan ini juga masih simpang siur karena tidak banyak naskah yang valid mengenai berdirinya kerajaan ini. Hanya saja ditemukan catatan-catatan tentang pendirian Kesultanan ini yang ditulis pada abad ke-20 oleh para pewaris kesultanan.

    Catatan-catatan yang ditemukan menceritakan tentang seorang putri yang bernama Puti Selaro Pinang Masak yang berasal dari negeri Pagaruyung dan merupakan penerus kerajaan Malayupura di Hulu Batanghari. Puti Selaro Pinang Masak ini menghiliri sungai Batanghari karena ingin kembali ke tempat asal para leluhurnya. Lalu putri ini berhenti pada suatu tempat yang diberinya nama Tanah Pilih. Di daerah Tanah Pilih ini lah Kesultanan Jambi Bermula.

    Lalu diceritakan bahwa Puti Selaro Pinang Masak menikah dengan seorang bangsawan Muslim yang bernama Ahmad Salim yang bergelar Datuk Paduko Berhalo dan mendapatkan keturunan putra dan putri dan akhirnya menjadi para Sultan yang ada di Jambi. Adapun salah satu anak laki-laki dari Puti Selaro Pinang dan Ahmad Salim adalah menjadi salah satu sultan dengan gelar Rangkayo Hitam. Salah satu yang dilakukan oleh Sultan Rangkayo Hitam adalah membebasan Kesultanan Jambi dari hegemoni Kesultanan Demak. Lalu Kesultanan Jambi diserahkan kepada anak-anaknya yang menggunakan gelar Panembahan seperti Panembahan Ilang di Air, Panembahan Kuta Baru, Panembahan Bawah Sawo, dan Penembahan Rantau Kapas.

    Adapun diperoleh dari catatan-catatan VOC tentang kerajaan ini, pada saat Kesultanan Jambi di pimpin oleh Pangeran Kedak yang bergelar Sultan Abdul Qahhar pada awal abad ke-17, VOC menjalin hubungan kerja sama dengan kerajaan ini. Sebuah Loji Dagang di pinggir Sungai Batanghari berdiri dengan nama Kumpeh. Akan tetapi tujuh tahun kemudian keberadaan loji ini sangat ditentang oleh rakyat Jambi dan terpaksa untuk ditutup. Dan itulah awal mula hubungan VOC dengan Kerajaan Jambi terus memanas, ditambah lagi sang Sultan Jambi sangat mendukung Sultan Agung dari Banten yang menentang VOC

    Kesultanan Jambi mencapai puncak kejayaan pada pertengahan hingga akhir abad 17 M, kejayaan Kesultanan Jambi pada saat itu mampu mengalahkan Kesultanan Palembang. Kejayaan dari kesultanan ini terjadi karena kepenugasan Sultan Agung atau juga dikenal dengan Sultan Abdul Jalil, dimana beliau berhasil mengontrol dan memonopoli perdagangan mulai dari sepanjang Sungai Batanghari hingga ke Pantai Timur Muara Sabak, dan lada yang menjadi komoditas utamanya. Lada-lada yang berasal dari Hulu Batanghari dan bagian barat Jambi akan dibawa ke Pusat Kota kerajaan yang ada di hilir untuk dijual kepada pedagang-pedagang asing.

    Sebenarnya masih sangat banyak sultan-sultan yang pernah memegang kekuasaan di Kesultanan Jambi ini, hanya saja sangat sedikit informasi tentang mereka, tentang bagaimana pemerintahan pada masa mereka dan lainnya. Sekian pembahasan tentang raja-raja yang ada di Kerajaan Jambi, semoga bermanfaat.(Dary)

    Bagikan Artikel

    data.label
    data.label
    data.label
    data.label
    Beri penilaian untuk artikel Raja-raja Kerajaan Jambi
    Sangat Suka

    0%

    Suka

    0%

    Terinspirasi

    0%

    Tidak Peduli

    0%

    Marah

    0%

    Komentar