Dampak Wafatnya Muhammad Ali Terhadap Konstelasi Sosial Global

Daftar Isi

    Oleh : Muhammad Abduh

    Editor : Helmi Yani

    Lancangkuning.com - Dunia berduka. Itulah gambaran keseluruhan ketika Muhammad Ali, petinju legendaris dan tokoh dunia ini berpulang ke haribaan Allah SWT. Tidak hanya ribuan ummat Islam yang mensholatkan dan mengantarkan jenazahnya ke tempat peristirahatan terakhir, namun orang-orang dari berbagai agama dan kalangan berbondong-bondong menyaksikan pemakaman Muhammad Ali. Hal ini menjadi bukti bahwa Muhammad Ali tidak saja dicintai dan dihormati oleh ummat Islam, namun hampir seluruh dunia mencintai dan menghormati beliau, dan merasa begitu kehilangan, sehingga jenazahnya dimakamkan sepekan pasca wafat.        

    Apa yang membuatnya begitu dicintai dan dihormati banyak orang? Muhammad Ali yang lahir dengan nama Cassius Marcellus Clay, Jr pada tanggal 17 Januari 1942 di Kentucky, Amerika Serikat (AS) ini tidak hanya berkontribusi besar bagi dunia tinju, lebih jauh dari itu, legenda yang mengucapkan dua kalimat syahadat pada tanggal 25 Februari 1964 dan mengubah namanya menjadi Muhammad Ali ini telah berkontribusi besar bagi dunia di bidang sosial. Ia juga dikenal sebagai pembela Islam nomor 1 di AS. Sepanjang hidupnya, ia terus berjuang untuk mempromosikan Islam yang damai. Bahkan menolak untuk bergabung dengan militer pada Perang Vietnam karena menolak membunuh dan menyatakan bahwa ia tidak memiliki masalah dengan orang Vietnam.

    Pengaruhnya yang paling dirasakan adalah pada tahun 2015 dan 2016 ini. Saat ini, ummat Islam di AS sedang menghadapi tekanan tinggi. Hal itu terjadi karena penyataan diskriminatif dan kontroversi dari salah satu kandidat Presiden AS, Donald Trump yang menyatakan akan melarang ummat Islam untuk masuk ke AS, bahkan diberi tanda pengenal khusus bagi ummat Islam AS. Pernyataan diskriminatif ini juga ditujukan kepada warga AS keturunan Afrika yang dikatakan Trump sebagai imigran ilegal. Dampak pernyataan Trump ini sangat terasa. Dapat kita temui di Youtube dan situs-situs lainnya, ada video komentar rasis bahkan perkelahian antar warga AS kulit putih dengan kulit hitam. Yang paling menyedihkan, anak-anak dan remaja kulit hitam di AS diusir dari sekolah dan dianggap berbahaya, dikarenakan pernyataan Trump itu. Hal ini kedepannya bisa berpotensi memicu perang sipil antar warga kulit putih dengan kulit hitam AS.

    Selain di AS, peristiwa perang berkepanjangan di Palestina, peledakan bom Aleppo Suriah, peledakan bom di Turki, penyiksaan ummat Islam di Filipina, pembunuhan massal ummat Islam di Afrika, yang mengakibatkan mereka mengungsi ke negara-negara Asia dan Eropa untuk mencari suaka, dan mirisnya di Eropa dan Asia mereka tidak dipedulikan bahkan dianggap beban. Hanya sedikit negara yang pedulikan mereka. Tidak terkecuali di Indonesia, ummat Islam sebagai mayoritas di negeri ini dikekang dari banyak arah oleh berbagai pihak yang tidak menyukai dan seakan-akan ingin mengerdilkan ummat Islam Indonesia. Singkat kata, persepsi masyarakat dunia terhadap Islam dan ummat Islam dibuat semakin memburuk

    Namun, ini tampaknya cara Allah SWT melindungi dan menyelamatkan ummat Islam sedunia. Melalui Muhammad Ali, Allah tunjukkan seperti apa Islam dan ummat Islam sebenarnya. Apa yang terjadi? Berbagai media memberitakan wafat Muhammad Ali, tokoh-tokoh dari berbagai belahan dunia memberikan testimoni bela sungkawa mendalam bagi Ali, artis-artis Hollywood seakan tidak mau kalah, menunjukkan kehilangan yang mendalam, sampai-sampai Will Smith yang mengangkat keranda beliau. Berbagai siaran televisi menayangkan rekam jejaknya mulai dari awal karir hingga prestasi-prestasi di dunia tinju, konversi agamanya dari Kristen ke Islam, sikapnya terhadap perang Vietnam, pembelaannya terhadap ummat Islam, penentangan terhadap rasisme, pernyataan sikapnya terhadap peristiwa 11 September 2001, aktivitasnya sebagai fund raiser kegiatan-kegiatan KeIslaman, dan lain sebagainya yang masih banyak dan tidak dapat disebutkan satu persatu.

    Dampak wafatnya Muhammad Ali seolah membuka mata hati dan pikiran masyarakat dunia, bahwa Islam dan ummat Islam tidak seburuk yang mereka kira. Dan Islam menghapus rasisme yang selama ini menjadi masalah di Eropa dan AS. Simpati terhadap Islam dan ummat Islam bermunculan. Apalah lagi menjelang bulan Ramadhan, semakin kagum mereka terhadap Islam dan ummat Islam.

    Dapat sama-sama kita saksikan, begitu mudahnya Allah SWT membalikkan suatu konstelasi (tatanan, bentuk, keadaan), bahkan hanya dengan kepergian satu orang saja. Wafatnya Raja Arab Saudi, Raja Abdullah telah mengubah konstelasi politik dunia dan khususnya Timur Tengah. Kalau pada zaman Raja Abdullah Arab Saudi punya hubungan mesra dengan AS dan sekutunya, maka penggantinya, Raja Salman punya sikap yang berbeda. Raja Salman terlihat menjaga jarak dengan AS dan sekutunya, dan memilih mendekat ke Turki dan Palestina.

    Kembali pada peristiwa wafatnya Muhammad Ali. Kita tidak tahu akan sebesar apa dampak kepergiannya ke depannya. Kita berharap, semoga dengan kepergian beliau tak hanya membuat persepsi masyarakat dunia berubah terhadap Islam dan ummat Islam, namun juga semoga dapat mengubah konstelasi sosial global terhadap Islam dan ummat Islam menjadi lebih baik di mata masyarakat dunia.

     

    *Penulis adalah Alumni Universitas Abdurrab.

     

    Bagikan Artikel

    data.label
    data.label
    data.label
    data.label
    Beri penilaian untuk artikel Dampak Wafatnya Muhammad Ali Terhadap Konstelasi Sosial Global
    Sangat Suka

    0%

    Suka

    0%

    Terinspirasi

    0%

    Tidak Peduli

    0%

    Marah

    0%

    Komentar