Mahasiswa UNRI Selesai Kukerta, Sejumlah Program Pengabdian Terlaksana dengan Baik

Daftar Isi

    Foto: Mahasiswa Kukerta Unri bersama tenaga pengajar SMPN 23 Pekanbaru, Jum'at (2/9/2022).

     


    Lancang Kuning, PEKANBARU - Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (Kukerta) Universitas Riau (UNRI) telah melakukan pengabdian selama lebih kurang 40 hari. 

    Dalam pelaksanaannya mahasiswa turut berkontribusi dalam berbagai program unggulan di SMPN 23 Pekanbaru yang telah lama tidak terealisasi, Jum'at (2/9/2022).

    Kegiatan ini meliputi pembuatan sawah mini, kegiatan literasi, melanjutkan kegiatan hidroponik, sosialisasi dan pembuatan pupuk lindi, barcode tanaman, pembuatan pupuk organik dari cangkang telur, serta program open class. 

    Adapun Tim Kukerta terintegrasi SMPN 23 Pekanbaru, Ketua, M.Fachren, serta anggota, Sammi Aldhi Yanto, Siska Indri Yani, Anggun Serlina Sari, Vinayu duwi Saffutri, Nazhifah Dhiya. P. F, Salsabila Rika. A, Aliyya Renina, Velni wirna.A, dan Sarifah Julisa.

    M. Fachren menyampaikan bahwa misi kegiatan pengabdian tersebut yaitu mahasiswa UNRI bisa membantu dalam memajukan sumber daya sekolah yang dalam kurun waktu tertentu tidak dapat terlaksana dikarenakan pandemi Covid-19. 

    "Program pertama yaitu pembuatan sawah mini. Adapun tujuan pembuatan sawah mini adalah sebagai wadah edukasi terhadap siswa-siswi SMPN 23 Pekanbaru. Seperti yang kita tahu, bahwa di Kota Pekanbaru sawah sangat sulit ditemukan. Oleh karena itu pembuatan sawah mini ini merupakan inovasi untuk edukasi yang pernah berjalan di sekolah," ujarnya.

    Disampaikannya, hanya saja semenjak pandemi Covid-19 menyerang sawah mini ini tidak lagi berjalan. Hal ini yang menjadikan mahasiswa UNRI untuk berinisiatif dalam menghidupkan kembali sawah mini di sekolah. 

    "Program kedua yaitu kegiatan literasi pagi. Mahasiswa UNRI turut ikut serta dalam kegiatan literasi pagi dengan membantu mengawasi siswa-siswi. Kegiatan literasi pagi ini rutin dilaksanakan setiap hari selasa sampai Jum’at. Dengan menggalakkan program literasi pagi harapannya akan tercipta budaya baca pada peserta didik dan akan tumbuh jiwa-jiwa yang literer," kata Fachren kepada Wartawan. 

    Ia menyampaikan Program ketiganya yaitu melanjutkan kegiatan hidroponik. Untuk tanaman yang ditanam di instalansi hidroponik adalah sayur pakcoy. 

    Melalui kegiatan hidroponik ini, mahasiswa mendapatkan banyak pengetahuan dan pengalaman mengenai proses budidaya tanaman hidroponik. Termasuk didalamnya pembibitan pak coy dan seledri, pemeliharaan serta perawatan tanaman hidroponik.

    Disusul, program keempat yaitu sosialisasi dan pembuatan pupuk lindi. Program ini disasarkan kepada siswa baru MPLS SMPN 23 Pekanbaru. Pertama-tama mahasiswa UNRI memberikan sosialisasi mengenai pupuk lindi itu sendiri sembari melakukan tata cara/proses pembuatan pupuk lindi.

    Kemudian, siswa baru diharapkan mampu mempraktikkan langsung pembuatan pupuk lindi. Pupuk lindi sangat mudah untuk dibuat karena menggunakan limbah rumah tangga yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari seperti, sayuran, kulit buah, dan sampah organik lainnya. Kemudian sampah organik tersebut difermentasikan menggunakan cairan gula putih  dan sedikit capuran EM4. 

    Diterangkannya, setelah selesai difermentasikan selama 2 minggu, pupuk lindi ditempatkan di wadah dan di diamkan selama satu minggu sebelum digunakan. Pupuk lindi ini di aplikasikan di tanaman berbuah yang berada di lingkungan SMPN 23 Pekanbaru.

    Selanjutnya, adalah pembuatan barcode tanaman. Pada barcode tanaman berisi tentang taksonomi tanaman yang terdiri dari nama tanaman, kingdom, divisi , kelas, ordo, famili, genus dan spesies. Tujuan dibuatnya barcode tanaman adalah agar warga sekolah dapat lebih mudah mengetahui informasi mengenai suatu tanaman. 

    Selain itu, dengan adanya barcode tanaman ini harapannya bisa menjadi media belajar bagi siswa dalam memperluas pengetahuan dan pemahamahan mengenai tanaman yang berada di lingkungan sekolah.  

    Dikatakan Fachren lagi, Program unggulan kelimanya adalah pembuatan pupuk organik berbahan dasar cangkang telur. Pupuk organik dari cangkang telur ini sangat mudah dibuat dan ramah lingkungan. Kita perlu memaksimalkan penggunaan pupuk organik dibanding pupuk anorganik karena aman untuk jangka panjang sehingga mampu mengurangi degradasi lahan. 

    "Adapun bahan yang dibutuhkan untuk membuat pupuk organik ini adalah cangkang telur dan lesung. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah dengan mengumpulkan semua cangkang telur sesuai kebutuhan. Kemudian jemur dibawah panas matahari hingga kering untuk memudahkan proses penumbukan. Setelah kering haluskan menggunakan lesung dan pupuk organik dari cangkang telur siap diaplikasikan ke tanaman," pungkasnya.

    Ditambahkannya bahwa Program unggulan selanjutnya adalah kegiatan Open Class (Buka Kelas) Pelaksanaan Fardhu Kifayah berupa sosialisasi dan praktik memandikan jenazah.

    Dalam pelaksaannya, siswa-siswi beserta tamu kegiatan turut mendapatkan ilmu mengenai tata cara memandikan jenazah, alat dan bahan yang dibutuhkan, serta terjun langsung melakukan praktik memandikan jenazah. Dalam Open Class ini mahasiswa kukerta UNRI turut menyukseskan  selama kegiatan berlangsung.

    "Bagaimanapun baiknya suatu program apabila hanya bersifat sementara dan tidak diteruskan secara berkala maka akan percuma oleh karena itu besar harapan kami untuk program-program kerja yang kami laksanakan selama pengadian di SMPN 23 Pekanbaru bisa berjalan secara berkelanjutan," pungkasnya. (LK/Rd)

    Bagikan Artikel

    data.label
    data.label
    data.label
    data.label
    Beri penilaian untuk artikel Mahasiswa UNRI Selesai Kukerta, Sejumlah Program Pengabdian Terlaksana dengan Baik
    Sangat Suka

    0%

    Suka

    0%

    Terinspirasi

    0%

    Tidak Peduli

    0%

    Marah

    0%

    Komentar