Daftar Isi
Foto: Ilustrasi ledakan
LancangKuning.com, Moskow - Ledakan diduga akibat gas terjadi di sebuah apartemen di Rusia selatan, pada Senin 31 Desember 2018 menjelang malam Tahun Baru. Menurut laporan media pemerintah setempat, setidaknya empat orang tewas dan puluhan orang dinyatakan hilang akibat insiden tersebut.
Mengutip CNN, Senin (31/12/2018), Kementerian Darurat Rusia mengatakan kepada kantor berita Tass bahwa empat orang berhasil diselamatkan dalam kondisi hidup dari blok yang sebagian runtuh di Magnitogorsk, sebuah kota industri di wilayah Chelyabinsk Rusia, dekat perbatasan dengan Kazakhstan.
"Sementara itu, 68 warga dilaporkan masih hilang dari gedung tinggi yang merupakan rumah bagi sekitar 120 orang," kata Gubernur Wilayah Chelyabinsk, Boris Dubrovsky dalam sebuah unggahan status di Telegram, menurut Tass.
Baca Juga: 5 Kota di Indonesia yang Imbau Warganya Tak Rayakan Tahun Baru 2019
Sejauh ini upaya pencarian dan penyelamatan orang-orang yang masih terjebak masih berlangsung. Lebih dari 400 pekerja darurat dikerahkan untuk menyisir puing-puing bangunan yang runtuh.
Kantor berita Tass juga melaporkan, Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengirim Menteri Kesehatan Veronika Skvortsova ke kota itu untuk menangani insiden tersebut.
Layanan Keamanan Federal Rusia mengatakan ledakan itu diduga kuat akibat ledakan gas.
Ledakan gas telah kerap terjadi di Rusia selama beberapa tahun terakhir, ketika negara itu berjuang untuk mengatasi infrastruktur era Soviet yang menua dengan peralatan keselamatan yang rendah.
Ledakan Serupa
Foto: Ilustrasi Foto Ledakan (iStockphoto)
Ledakan diduga gas juga pernah terjadi di Rusia, pada 3 Juni 1989. Ledakan besar di pegunungan Ural itu menyebabkan 500 orang tewas.
Bukan hanya itu, parahnya lagi ledakan gas terjadi kala dua kereta tengah melewati rel tempat di mana kebocoran pipa yang meledak tersebut berada.
Dari keterangan pihak Rusia, kejadian berlangsung di Kota Ufa. Wilayah tersebut sebelum insiden terjadi sudah lama diperkirakan tempat di mana beberapa pipa gas dikerjakan dengan tidak seksama dan teliti berada.
Kejadian nahas itu bermula saat tekanan gas di pipa wilayah Ufa turun drastis.
Penurunan tekanan ternyata berakibat fatal. Petugas yang tengah mencoba memperbaiki tekanan udara yang terus menurun salah mengambil keputusan.
Tindakan untuk memancing agar tekanan gas di pipa Ufa naik salah besar. Karena konstruksi pipa yang tidak baik, gas alam tersebut malah bocor dan menyebar ke sejumlah daerah. Terutama di daerah dataran rendah yang terdapat jalur rel kereta Trans-Siberia.
Parahnya, ketika gas itu bocor, di rel ini ada dua kereta yang tengah melintas. Akibatnya, kebocoran gas itu menimbulkan bola api. Demikian dilansir dari History Channel, Rabu 3 Mei 2015.
Kekuatan ledakan itu sangat besar. Dua kereta tersebut tergelincir dari relnya. Lebih dari 500 orang tewas dan penumpang lainnya menderita luka bakar serius. (LKC)
Komentar