Daftar Isi
Foto: Ilustrasi sapi
Lancang Kuning, PEKANBARU - Untuk mengantisipasi hewan ternak yang tidak sehat masuk ke provinsi Riau. Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Riau melakukan pengawasan ternak yang masuk ke Riau di pintu-pintu perbatasan dengan provinsi tetangga.
Kepala Dinas PKH Riau, Herman mengatakan, nantinya setiap hewan ternak yang masuk ke Riau akan dicek kondisi kesehatannya di pintu masuk provinsi Riau. Petugas juga akan disiagakan selama 24 jam.
"Setiap hewan ternak yang mau masuk ke Riau, seperti sapi, kerbau, kambing dan juga babi akan dicek terlebih dahulu kesehatan di posko pemeriksaan yang sudah ditentukan," kata Herman, Senin (14/3/2022).
Dijelaskan Herman, posko pengecekan kesehatan hewan tersebut diantaranya di perbatasan Riau dengan provinsi Jambi, dengan Provinsi Sumatera Barat yakni di Kabupaten Kuantan Singingi dan Kampar, dan perbatasan dengan provinsi Sumatera Utara.
"Untuk melakukan pengecekan itu, kami juga bekerjasama dengan satpol pp dan dishub untuk menghentikan kendaraan angkutan ternak," ujarnya.
Dengan upaya tersebut, diharapkan kasus sapi yang terkena LSD tidak lagi bertambah. Karena hingga saat ini belum diketahui sumber penularannya.
"Penularannya dari mana masih diselidiki," sebutnya.
Untuk diketahui, pada awalnya kasus sapi terinfeksi virus Lumpy Skin Disease (LSD) di Riau ditemukan di Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu). Kemudian, virus tersebut menyebar ke enam kabupaten/kota lainnya, sehingga kasus LSD saat ini sudah ditemukan di tujuh kabupaten/kota di Riau.
Pada tujuh kabupaten tersebut total sudah ada 242 ekor sapi yang terinfeksi LSD. Yang terbanyak ditemukan masih di Kabupaten Inhu.
Tujuh daerah yang ditemukan penyakit LSD diantaranya Inhu sebanyak 114 ekor sapi, Pelalawan 25 ekor, Kampar 8 ekor, Dumai 20 ekor, Bengkalis 12 ekor, Indragiri Hilir 13 ekor, dan Siak 50 ekor. (LK/MCR)
Komentar