Daftar Isi
Foto: Ilustrasi
LancangKuning.Com, Maryland - Orde keagamaan Katolik Roma terbesar, Jesuit, merilis daftar nama 89 pastor Amerika Serikat (AS) yang dituduh terlibat skandal pelecehan seksual anak yang terjadi tahun 1950-an silam. Pengungkapan ini menjadi babak baru skandal seks yang menyelimuti Gereja Katolik AS.
Langkah mengungkap nama-nama pastor yang dituduh terlibat kasus pelecehan seksual ini dilakukan otoritas Jesuit dari 20 negara bagian AS, khususnya Maryland dan bagian Midwest AS, setelah awal bulan ini dua otoritas Jesuit lainnya di AS merilis 153 nama pastor lain yang terlibat skandal serupa.
Seperti dilansir AFP, Selasa (18/12/2018), otoritas Jesuit di Maryland merilis 24 nama pastor yang menghadapi tuduhan kredibel terlibat kasus pelecehan seksual anak di masa lalu, termasuk beberapa yang terjadi pada tahun 1950 silam.
Otoritas Jesuit di bagian Midwest AS merilis 65 nama pastor yang terlibatskandal pelecehan seksual sejak tahun 1955. Kebanyakan pastor yang masuk daftar nama itu telah meninggal dunia dan hanya beberapa yang diketahui secara publik menjadi tertuduh kasus pelecehan seksual.
"Atas nama Jesuit Midwest, saya meminta maaf kepada para korban-penyintas dan keluarga mereka atas dampak dan penderitaan yang Anda semua alami. Kebanyakan dari Anda menderita dalam kesunyian selama beberapa dekade," ucap Kepala Jesuit Midwest AS, Brian Paulson, dalam surat terbukanya.
Jesuit merupakan orde keagamaan terbesar dalam Gereja Katolik, dengan anggotanya mencapai 16 ribu orang di seluruh dunia. Jesuit beroperasi di sedikitnya 30 kampus dan 81 sekolah di wilayah AS dan Kanada.
Nama-nama pastor yang dirilis pada Senin (17/12) waktu setempat termasuk puluhan pastor yang terseret kasus pelecehan seksual saat bertugas di berbagai institusi pendidikan.
"Sebagian besar Jesuit dalam daftar kami memasuki kehidupan religius dari tahun 1930-an hingga awal tahun 1960-an. Jika ditinjau kembali, evaluasi kami terhadap para kandidat, juga pelatihan, pembentukan dan pengawasan para Jesuit, tidaklah cukup," sebut Paulson dalam suratnya.
Ditambahkan Paulson bahwa otoritas Jesuit telah belajar dari kesalahan di masa lalu dan kini meningkatkan pelatihan serta menangani secara serius dan tegas setiap tuduhan pelecehan seksual yang muncul.
Kelompok advokasi korban menyambut baik langkah Jesuit merilis daftar nama para pastor ini. Namun mereka menekankan bahwa langkah semacam ini dilakukan setelah mendapat tekanan publik, termasuk dari jaksa setempat.
Survivors Network of those Abused by Priests (SNAP) mengkritisi otoritas Jesuit yang sengaja merahasiakan nama-nama pastor yang terlibat selama bertahun-tahun. Mereka menyerukan dilakukannya penyelidikan independen oleh aparat penegak hukum AS.
"Seringkali, daftar-daftar yang dirilis tidak lengkap atau dengan hati-hati disusun oleh para pejabat gereja, oleh karena itu, dengan melakukan penyelidikan independen, para pejabat Jesuit bisa menunjukkan kepada paroki dan publik bahwa mereka berkomitmen pada transparansi dan penyembuhan," tegas SNAP. (LKC)
Komentar