Daftar Isi
Foto: BKSDA saat melakukan peninjauan gajah mati di Ukui, Pelalawan
Lancang Kuning, PEKANBARU --- Seekor gajah ditemukan mati di Bukit Apolo, Desa Bagan Limau, Ukui, Pelalawan. Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Riau mengklaim hewan tambun itu mati karena sakit.
“Gajah sumatera tersebut diperkirakan mati pada Selasa pagi, 26 Oktober 2021,” kata Plt. Kepala BKASDA Riau Fifin Arfiana Jogasara dalam keterangan resminya Selasa (2/11/2021), dikutip dari mediacenterriau
Pada 27 Oktober 2021 sekira pukul 15.00 WIB, Resort Air Hitam Bagan Limau (AHBL), Balai Taman Nasional Tesso Nilo menerima laporan dari masyarakat bahwa adanya seekor Gajah mati di Bukit Apolo.
Selanjutnya Resort AHBL melaporkan kepada Kepala Balai TNTN Heru Sutmantoro yang ditindaklanjuti dengan berkoordinasi dengan Balai Besar KSDA Riau untuk bersama sama melakukan penanganan.
“Sekitar pukul 22.00 WIB, Tim gabungan yang terdiri dari Balai Besar KSDA Riau, Balai TNTN, dan masyarakat menuju lokasi kejadian di Bukit Apolo, untuk mengecek kondisi gajah tersebut,” katanya.
Pada Kamis, 28 Oktober 2021, pukul 08.00 WIB, Tim gabungan mulai melakukan nekropsi terhadap Gajah sumatera yang mati tersebut. Diketahui bahwa gajah berjenis kelamin betina, tinggi badan 2,17 m, berat badan 2 ton, tebal kulit perut 0,4 cm, tebal kulit punggung 1,2 cm.
“Dari ciri-ciri fisiknya Gajah tersebut adalah Gajah sakit yang sudah dilakukan pengobatan (penanganan medis) pada hari Sabtu, 23 Oktober 2021 oleh Tim Medis Balai Besar KSDA Riau dan Balai TNTN di Desa Pontian Mekar, Lubuk Batu Jaya, Indragiri,” tuturnya.
Fifin menambahkan, gajah sumatera tersebut diperkirakan mati pada Selasa pagi, 26 Oktober 2021 yang disebabkan infeksi organ pencernaan, malnutrisi dan dehidrasi.
Dalam tindakan Nekropsi tidak dilakukan mengambil sampel untuk pemeriksaan laboratorium dikarenakan semua organ dalam tubuh sudah rusak (lisis), “Sehingga seluruh organ dalam tubuh langsung dikuburkan,” sebutnya. (LK)
Komentar