Daftar Isi
FOTO: Ilustrasi
LancangKuning.Com, PEKANBARU - Satu per satu korban kapal tenggelam di sekitaran perairan Selat Malaka, Kabupaten Bengkalis, sudah dievakuasi. Saat ini, setidaknya 10 jenazah yang diduga tenaga kerja Indonesia (TKI) ilegal berhasil ditemukan. Kabid Humas Polda Riau Kombes Pol Sunarto mengatakan, mayat terakhir yang ditemukan berjenis kelamin perempuan, Selasa (4/12) sekitar pukul 09.00 WIB. Mayat tanpa identitas itu ditemukan dua nelayan yang hendak menjaring ikan di Pantai Teluk Emas, Dusun III, Desa Kuala Merbau.
“Saat ini sudah 10 mayat yang ditemukan. Yang terakhir, pagi tadi (kemarin, red) seorang mayat perempuan. Mayat itu dalam perjalanan menuju Pekanbaru untuk otopsi,” ujar Sunarto didampingi Kabid Dokkes Polda Riau Kombes Asmarahadi dan Kepala Rumah Sakit (Karumkit) Bhayangkara Polda Riau, AKBP drg Khodijah MM, Selasa (4/12) petang.
Diterangkan Sunarto, penemuan 10 mayat yang mengambang di tengah lautan itu bermula dari kapal nelayan yang menyelamatkan dua pria hanyut di perairan Selat Melaka. Identitas mereka diketahui bernama Jamal dan Boboi. Menurut keterangan Jamal dan Boboi, kapal yang mereka tumpangi menuju Malaysia tenggelam lantaran diterjang ombang. Selang dua hari ditemukan Jamal dan Boboi, tepatnya Sabtu (24/11) siang, seseorang mendapat mayat pria di Perairan Rupat Utara. Mayat itu selanjutnya dievakuasi dan dilakukan pemeriksaan di RSUD Kota Dumai.
“Hasil visum et repertum, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan. Kemudian anggota berkoordinasi dengan Dissos. Karena tidak ada yang menjemput dan sudah empat hari, mayat itu dimakamkan di TPU Dumai,” jelas Sunarto, dilansir dari Riaupos.
Dikatakan Sunarto, beberapa hari kemudian Polres Bengkalis menerima informasi dari masyarakat terkait penemuan tiga mayat nelayan yang tengah menjaring ikan di Perairan Bantan. Ketiga mayat itu berjenis kelamin, dua laki-laki dan satu perempuan.
“Mayat itu dievakuasi dan dibawa ke RSUD Bengkalis lalu diserahkan ke RS Bhayangkara Polda untuk diotopsi,” terang Kabid Humas Polda Riau.
Hasil identifikasi, kata Sunarto, dua mayat diketahui diidentitasnya warga Sumatera Barat (Sumbar). Yakni Ujang Chaniago (48) asal Lubuk Nyiur, Dusun V Koto Mudiek, Kecamatan Batang Kapas, Kabupaten Pesisir Selatan. Lalu, Mimi Dewi (32), warga Jalan Lansano, Kelurahan Taratak, Kecamatan Sutera, Kabupaten Pesisir Selatan.
“Dua jenazah diserahkan kepada keluarga. Satu lagi masih di RS Bhayangkara Polda,” tambahnya.
Masih, kata Sunarto, pada Jumat (30/11) lalu, seorang nelayan kembali menemukan sesosok mayat perempuan tanpa identitas. Berselang satu hari, nelayan bersama kepolisian dan Basarnas menemukan empat mayat. Tiga di antaranya berjenis kelamin laki-laki dan satu perempuan diketahui bernama Maya Karina. Namun, hal ini belum bisa dipastikan. Karena identitas ditemukan petugas belum tentu milik yang bersangkutan.
Lebih lanjut dikatakan Sunarto, pihaknya telah membuka posko pengaduan korban hilang di dua tempat. Yaitu RSUD Bengkalis dan RS Bhayangkara Polda Riau. Untuk itu, pihaknya meminta masyarakat yang merasa kehilangan anggota keluarganya dapat melaporkannya.
“Bagi yang merasa kehilangan anggota keluarga segara melaporkan, hal ini akan mempermudah proses identifikasi,” jelasnya.
Sementara itu Kabid Dokkes Polda Riau Kombes Pol Asmarahadi mengatakan untuk dapat mengidentifikasi ketiga mayat, pihaknya melakukan metode antemorten dan postmorten. Metode antemorten, kata dia, diperlukan dua sampel data yakni primer dan sekunder. Untuk data primer, terdiri dari sidik jari, data pemeriksaan gigi, dan Deoxyribonucleic Acid (DNA). Sementara, untuk data sekunder adalah data pelengkap korban antara lain riwayat penyakit korban. Pakaian terakhir yang digunakan.
‘’Untuk pengumpulan data ini, kita melibatkan pihak keluarga. Hari ini, sudah ada lima keluarga datang,’’ ungkap Asmarahadi.
Jika beberapa hari ke depan, upaya identifikasi tidak membuahkan hasil, pihaknya berencana melakukan koordinasi dengan dinas sosial, untuk dapat menyelenggarakan proses pemakaman. (LKC)
Komentar