Daftar Isi
Foto: Asap mengepul setelah sebuah bangunan yang menampung bangunan tempat tinggal, kantor Al Jazeera dan The Associated Press, runtuh dalam serangan udara Israel.
Lancang Kuning - Serangan terhadap gedung di Kota Gaza terjadi setelah pemilik gedung mendapat telepon dari militer Israel yang menyatakan gedung itu akan dihantam rudal dari udara, Sabtu (15/5/2021).
Jawad Mehdi, pemilik Jala Tower, mengatakan perwira intelijen Israel memperingatkannya bahwa ia hanya punya satu jam untuk evakuasi, lapor kantor berita AFP
Dalam telepon dengan perwira itu, AFP mendengarnya meminta tambahan 10 menit agar para wartawan dapat mengangkut peralatan sebelum evakuasi.
"Beri kami 10 menit tambahan," katanya namun perwira itu menolak.
Foto: Api membumbung tinggi membakar pemukiman warga Palestina di Gaza oleh serangan udara tentara Israel, Selasa (11/5/2021) (Istimewa via Tribun)
Al-Jazeera, jaringan media yang didanai pemerintah Qatar, menyiarkan serangan itu secara langsung dan menunjukkan gedung itu hancur.
"Saluran televisi ini tak akan bisa dibungkam. Al Jazeera tidak akan bisa dibungkam," kata presenter bahasa Inggris, Al Jazeera, Halla Mohieddeen secara emosional. "Kami dapat menjamin itu sekarang," tambahnya seperti di lansir BBC Indonesia.
Koresponden Al Jazeera Safwat al-Kahlout, yang bekerja di kantor itu dalam 11 tahun terakhir mengatakan, "Saya meliput banyak peristiwa dari gedung ini, pengalaman profesional kami, dan sekarang semuanya musnah dalam dua detik. Musnah."
"Dunia akan kurang banyak tahu tentang apa yang terjadi di Gaza karena apa yang terjadi hari ini,"
Sementara itu, CEP Assoicated Press, Gary Pruitt mengatakan, "Kami terkejut dan ketakutan bahwa militer Israel menyasar dan menghancurkan gedung yang juga merupakan kantor biro AP dan media lain di Gaza.
Mereka tahu lokasi kantor kami dan tahu wartawan kami di sana. Kami menerima peringatan gedung itu akan dihancurkan."
"Kami mencari informasi dari pemerintah Israel dan juga kami kontak Kementerian luar negeri AS untuk mencari tahu lebih lanjut," kata Pruitt dalam satu pernyataan.
Foto: Tank tempur Israel dikerahkan ke perbatasan Jalur Gaza, Palestina. (AFP)
"Ini perkembangan yang menyedihkan. Kami lolos dalam waktu singkat dan berhasil menghindari jatuhnya banyak korban. Selusin wartawan AP berada di dalam gedung dan untungnya berhasil evakuasi."
"Dunia akan kurang banyak tahu tentang apa yang terjadi di Gaza karena apa yang terjadi hari ini," tambahnya.
Sebelum gedung itu hancur, koresponden AP di Gaza, Fares Akram mengunggah cuitan tentang pengeboman, "Bom akan menimpa kantor kami. Kami turun tangga dari lantai 11 dan kini menatap gedung dari jauh, berdoa agar tentara Israel akan menarik diri."
Juru bicara Gedung Putih Jen Psaki dalam cuitannya menulis, "Kami telah berkomunikasi langsung dengan Israel dan meminta agar keamaman wartawan dan media independen merupakan tanggung jawab besar yang harus dijaga."
Militer Israel menyebut gedung itu menampung "aset militer" milik kelompok Hamas.
Namun pemilik gedung menyanggah bahwa ada militer Hamas di gedung tersebut, lapor wartawan BBC di Gaza, Rushdi Abualouf.
Pemilik gedung mengatakan gedung itu merupakan kantor berbagai media, bisnis dan juga 60 apartemen residensial.
Hamas membalas dengan meluncurkan puluhan roket ke berbagai kota, dan menewaskan satu pria di dekat Tel Aviv.
Serangan udara Israel juga menggempur kamp pengungsi di Gaza, menewaskan paling tidak 10 orang, termasuk delapan anak-anak, menurut para pejabat.
Sejauh ini setidaknya 139 orang meninggal di Gaza dan sembilan di Israeal sejak konflik mulai Senin (10/05) lalu.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memperingatkan Jumat (14/05) serangan terbesar terhadap Hamas yang telah dilakukan belum selesai dan akan berlanjut.
Tentara Israel memeriksa gedung yang rusak di kota Ashkelon akibat roket Hamas.
Sementara sayap bersenjata kelompok Palestina, Hamas, juga terus menggencarkan serangan roket ke wilayah Israel.
"Mereka menyerang ibu kota kami, meluncurkan roket ke kota-kota kami. Mereka akan membayar ganjaran dan kami akan terus melanjutkan," kata Netanyahu menyusul rapat keamanan di markas militer di Tel Aviv.
"Ini belum selesai," katanya.
Juru bicara tentara Israel mengatakan 7.000 tentara cadangan telah dipanggil untuk bersiap.
Di Gaza, setidaknya 119 orang—termasuk 31 anak-anak—dilaporkan tewas akibat serangan udara Israel sejak serangan terjadi pada Senin (10/05) lalu. Sementara di Israel, delapan orang meninggal sejauh ini.
Wartawan BBC di Gaza mengatakan wilayah itu mengalami masa paling sulit sejak perang pada 2014.(*)
Komentar