Ternyata Habibie Pernah Menjadi Pelaksana Harian Gubernur Riau

Daftar Isi

    Melihat kehebatan Habibie maka, masyarakat Riau patut berbangga sedikit, karena ternyata Habibie dengan segala prestasi dan kesibukannya, ternyata beliau pernah menjadi pelaksana harian Gubernur Riau. H. Baharuddin Yusuf ditunjuk sebagai pelaksana harian Gubernur Riau pasca non aktifnya gubernur H. Imam Munandar (Gubernur ke Lima) pada tahun 1988. 

    Siapa yang tidak kenal dengan Habibie, dengan temuan pesawat dan teknologinya serta merupakan wakil Presiden dan juga Presiden RI yang ke tiga. Dan juga kisah cerita novel Habibie ainun yang fenomenal di mana membuat kita menetaskan air mata membaca kisah ini. Sedikit tentang Habibie diutarakan di sini, karena akan terlalu panjang jika diulas di sini.
    Prof. Dr.-Ing. H. Bacharuddin Jusuf Habibie, FREng, lahir di Parepare, Sulawesi Selatan, pada 25 Juni 1936. Beliau merupakan Presiden Republik Indonesia yang ketiga. Ia menggantikan Soeharto yang mengundurkan diri dari jabatan presiden pada tanggal 21 Mei 1998. Kemudian beliau pun mengundurkan diri dan digantikan oleh Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang terpilih sebagai presiden pada 20 Oktober 1999 oleh MPR hasil Pemilu 1999.

    Habibie merupakan anak keempat dari delapan bersaudara, pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie dan R.A. Tuti Marini Puspowardojo. Ayahnya berprofesi sebagai ahli pertanian berasal dari etnis Gorontalo dan memiliki keturunan Bugis, sedangkan ibunya beretnis Jawa. B.J. Habibie menikah dengan Hasri Ainun Besari pada tanggal 12 Mei 1962,

    Ia pernah sekolah di SMAK Dago. Belajar teknik mesin di Universitas Indonesia Bandung (Sekarang Institut Teknologi Bandung) tahun 1954. Pada 1955-1965 beliau mendapatkan beasiswa dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan untuk melanjutkan kuliahnya di Jerman, karena mengingat pesan Bung Karno tentang pentingnya Dirgantara dan Penerbangan bagi Indonesia maka ia memilih jurusan Teknik Penerbangan dengan Spesialisasi Konstruksi Pesawat Terbang di Rhein Westfalen Aachen Technische Hochschule (RWTH), Aachen, Jerman Barat. Beliau menerima gelar diploma ingenieur pada 1960 dan gelar doktor ingenieur pada 1965 dengan predikat summa cum laude.

    Habibie pernah bekerja di Messerschmitt-Bölkow-Blohm, sebuah perusahaan penerbangan yang berpusat di Hamburg, Jerman, sehingga mencapai puncak karier sebagai seorang wakil presiden bidang teknologi. Pada tahun 1973, ia pun kembali ke Indonesia atas permintaan mantan presiden Soeharto.
    Ia kemudian menjabat sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi sejak tahun 1978 sampai Maret 1998. Sebelum menjabat sebagai Presiden (21 Mei 1998 - 20 Oktober 1999), B.J. Habibie adalah Wakil Presiden RI ke tujuh (14 Maret 1998 - 21 Mei 1998) dalam Kabinet Pembangunan VII di bawah Presiden Soeharto. Ia diangkat menjadi ketua umum ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia), pada masa jabatannya sebagai menteri.

    Dengan menjabat selama dua bulan tujuh hari sebagai Wakil Presiden dan satu tahun lima bulan sebagai Presiden, Habibie merupakan Wakil Presiden dan Presiden Indonesia dengan masa jabatan terpendek. Saat ini namanya diabadikan sebagai nama salah satu universitas di Gorontalo, menggantikan nama Universitas Negeri Gorontalo.

    Rumus yang di temukan oleh Habibie dinamai "Faktor Habibie" karena bisa menghitung keretakan atau krack propagation on random sampai ke atom-atom pesawat terbang sehingga ia di juluki sebagai "Mr. Crack". Pada tahun 1967, menjadi Profesor kehormatan (Guru Besar) pada Institut Teknologi Bandung. Dari tempat yang sama tahun 1965.

    Kejeniusan dan prestasi inilah yang mengantarkan Habibie diakui lembaga internasional di antaranya, Gesselschaft fuer Luft und Raumfahrt (Lembaga Penerbangan dan Angkasa Luar) Jerman, The Royal Aeronautical Society London (Inggris), The Royal Swedish Academy of Engineering Sciences (Swedia), The Academie Nationale de l'Air et de l'Espace (Prancis) dan The US Academy of Engineering (Amerika Serikat).

    Sementara itu penghargaan bergengsi yang pernah diraih Habibie di antaranya, Edward Warner Award dan Award von Karman yang hampir setara dengan Hadiah Nobel. Di dalam negeri, Habibie mendapat penghargaan tertinggi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Ganesha Praja Manggala Bhakti Kencana. Jika dirincikan maka akan banyak sekali prestasi dan karya Habibie. (hyAzn)

    Bagikan Artikel

    data.label
    data.label
    data.label
    data.label
    Beri penilaian untuk artikel Ternyata Habibie Pernah Menjadi Pelaksana Harian Gubernur Riau
    Sangat Suka

    0%

    Suka

    0%

    Terinspirasi

    0%

    Tidak Peduli

    0%

    Marah

    0%

    Komentar