Daftar Isi
LancangKuning - Sosiologi Agama ialah sub-disiplin sosiologi yang sedang meneliti hubungan antara agama dan masyarakat. Agama telah hidup sangat lama atau mungkin sebelumnya, komunitas itu ada.
Contoh studi dan teori yang dapat untuk digunakan mempelajari sosiologi agama. Dalam sosiologi agama dapat dilihat sebagai simbol kepercayaan atau institusi sosial. Yang bagaimana simbol kepercayaan dan agama dapat mempengaruhi atau menentukan bagaimana orang berpikir, bertindak, dan berperilaku.
Sebagai institusi sosial agama ini terdiri dari seperangkat norma, nilai, dan aturan yang membuat pola tindakan sehingga mereka diatur dalam wilayah historis tertentu dan berkembang secara dinamis.
Penemuan simbol dan tradisi agama ini secara ilmiah mengklaim bahwa agama sudah ada pada peradaban kuno dan masih ada sampai sekarang. Akan tetapi perhatiannya lebih fokus kepada agama dan mempengaruhi kehidupannya sendiri bagaimana seseorang atau masyarakat memberi makna, interpretasi, dan pemahaman kepada agama mereka dalam konteks sosial dan budaya tertentu.
-
Ruang Lingkup Sosiologi Agama
Pelajaran sosiologi ini bisa mengajukan pertanyaan penelitian berikut untuk memahami apa tujuan dari studi subdisiplin ini:
- Bagaimana lembaga agama dibentuk dan diorganisasi?
- Bagaimana agama memengaruhi proses perubahan sosial dalam masyarakat?
- Bagaimana agama memengaruhi lembaga sosial lain seperti ekonomi, pendidikan, budaya, gender, dll.?
- Bagaimana sistem kepercayaan yang dianut seseorang mempengaruhi perilaku mereka?
Pertanyaan lainnya juga dapat diajukan selama mereka berhubungan dengan agama, baik sebagai sistem kepercayaan atau sebagai lembaga sosial. Banyak sekali pertanyaan yang bisa diajukan bahwa sosiologi agama memiliki berbagai bidang studi.
-
Contoh Studi Sosiologi Agama
Berikutnya saya akan menjelaskan beberapa contoh studi yang relevan dalam studi sosiologi agama. Contoh yang akan saya berikan ialah dengan didasarkannya pada mengamati berita yang sering muncul di media.
Pertama, studi tentang Islam dan orang Indonesia. Timbulnya masalah diskriminasi terhadap Muslim yang dianggap sombong dan juga telah menimbulkan pertanyaan apakah mungkin untuk menjadi seorang Muslim saat menjadi seorang Pancasila Indonesia.
Kedua, studi tentang terorisme dan radikalisme. Liputan media arus utama yang sering kali membayangi Islam secara global dan nasional, memengaruhi munculnya stereotip bahwa Islam adalah agama teroris dan Muslim adalah radikal. Kesalahpahaman seperti itu perlu diperbaiki. Salah satunya yaitu studi kritis objektif yang berisi tentang definisi teori dan radikalisme.
Ketiga, mempelajari konsepsi jihad. Jihad yaitu istilah yang sekarang di salah tafsirkan sehingga yang dipahami jauh sekali dari makna sebenarnya. Studi sosiologis ini menganggap jihad tidak bisa dipisahkan dari interpretasi yang istilah oleh kelompok-kelompok tertentu selama periode waktu tertentu dengan tujuan yang tertentu.
Tiga contoh studi ini hanya sebagian kecil dari studi kontemporer yang muncul di dalam banyak studi keagamaan sosiologis pada saat ini. Di masa lalu, sosiolog seperti Emile Durkheim dan Max Weber telah melakukan studi yang luas, yang sering menjadi titik acuan utama untuk pengembangan sub-disiplin ini.
-
Teori Sosiologi Agama
Selanjutnya, kita akan membahas beberapa dari teori kunci yang biasanya digunakan dalam mempelajari sosiologi agama.
- Teori Fungsionalisme Struktural
Teori ini melihat agama yaitu sebagai unit perekat hubungan sosial. Melalui tradisi yang dipraktikkan secara teratur oleh para pengikutnya, agama ialah kekuatan besar yang dapat membentuk kepercayaan kolektif.
Keyakinan kolektif ini dipraktikkan oleh tradisi dan bisa meningkatkan potensi solidaritas sosial serta integrasi sosial dari orang-orang yang menerimanya.
- Teori Weber
Teori ini yang melihat agama sebagai institusi sosial yang dapat mempengaruhi institusi sosial lain seperti pendidikan dan bisnis. Max Weber melakukan penelitian tentang bagaimana cara sistem kepercayaan yang dianut oleh seseorang menjadi kerangka dasar untuk berpikir dalam rangka menciptakan kekayaan dan kemakmuran ekonomi.
- Teori Konflik
Teori ini terinspirasi oleh Karl Marx. Marx yang melihat agama sebagai instrumen yang digunakan oleh kelas elit terhadap kelas-kelas lain di bawah ini.
Agama dipandang kritis oleh Marx sebagai instrumen ideologis pihak yang berwenang untuk menyebarkan doktrin pembenaran untuk eksploitasi seluruh rakyat.
- Teori Interaksi Simbolik
Teori ini mengasumsikan bahwa sebuah perbedaan agama terjadi dalam masyarakat yang berbeda dengan konteks sejarah yang berbeda.
Perbedaannya yaitu tidak lebih dari karena dipengaruhi oleh interpretasi berbeda yang mempunyai makna berbeda di setiap agama. Dari perspektif ini, kata-kata suci agama tidak lagi dipandang sebagai kebenaran yang absolut, tetapi merupakan hasil interpretasi historis dan kontekstual.(Yafi)
Komentar