Daftar Isi
LancangKuning - Etika dan moral merupakan sebuah kata yang sering kita temukan dan kita katakan dalam kehidupan sehari-hari. Kata etika dan moral ini biasanya kita gunakan untuk mengungkapkan tindakan maupun sikap yang berhubungan dengan nilai baik maupun buruk. Banyak sekali orang yang belum mengetahui lebih jauh mengenai perbedaan antara etika dan moral. Etika dan moral pada dasar nya mempunyai arti yang sama namun untuk penggunaan nya pada kehidupan sehari – hari memiliki perbedaan. Untuk lebih jelasnya, saya akan menjelaskan mengenai perbedaan antara etika dan moral.
Secara umum, perbedaan antara moral dan etika terletak pada standar antara nilai yang baik dan buruk. Dalam hal ini, nilai baik maupun buruk pada etika berasal dari standar masyarakat yang sudah menjadi aturan tersendiri dalam kehidupan bermasyarakat, kelompok, maupun suatu budaya tertentu.
Sedangkan pada moral, standar nilai baik dan buruknya lebih cenderung pada prinsip individu untuk menilai sesuatu yang benar atau salah, sehingga setiap individu bisa memiliki penilaian yang berbeda dengan individu yang lain nya.
Dari penjelasan itu, dapat kita pahami bahwa etika dapat berlaku luas dalam menilai sesuatu hal baik atau buruk. Sedangkan untuk moral, lebih digunakan untuk personal dalam mengetahui sesuatu yang termasuk benar ataupun salah. Perbedaan lain antara etika dan moral ini dapat juga dilihat dari beberapa segi, yaitu:
1. Penggunaan Etika dan Moral, walaupun sama-sama memiliki kaitan dengan nilai yang baik dan buruk, namun pada konteksnya etika dan moral digunakan berbeda. Biasanya etika bisa digunakan untuk mengatur perilaku masyaraka tagar dapat menciptakan suasana yang teratur, aman dan damai. Dalam artian nya disini, etika dapat berupa hal – hal yang baik yang mesti dilakukan dan juga merupakan hal – hal yang buruk yang harus kita hindari. Sedangkan pada moral, moral lebih mengacu pada benar maupun salah terhadap sesuatu hal. Setiap individu dapat memiliki prinsip benar atau salah yang bisa mereka percayai. Prinsip benar atau salah yang mereka percayai, bisa saja berbeda dan tidak sama dengan prinsip benar atau salah yang orang lain miliki.
2. Konsistensi dan fleksibilitas etika dan moral, etika dinilai sangat konsisten terhadap konteks tertentu, tetapi juga memiliki variasi yang berbeda antar konteksnya. Contohnya, jika pada etika profesi kedokteran di abad 21, pada umumnya akan tetap konsisten dan tidak akan berubah antara rumah sakit yang satu dengan rumah sakit yang lain. Sedangkan pada etika profesi hukum di abad 21, bisa berkembang seiring dengan berjalan nya waktu. Pada moral, mempunyai tingkat konsisten yang sama pada setiap konteks nya dan biasanya tidak akan berubah. Namun tidak menutup kemungkinan juga, jika seseorang mempunyai prinsip moral yang berubah saat mengalami suatu kejadian maupun peristiwa yang dapat mengubah cara pandang seseorang terhadp sesuatu. Dan hal ini bisa disesuaikan dengan proses perkembangan hidup seseorang.
3. Penerimaan etika dan moral, etika dalam hal ini diatur oleh pedoman profesional dan hukum pada waktu dan tempat maupun lokasi tertentu sehingga dapat menciptakan aturan tentang nilai naik dan buruk yang wajib dipatuhi oleh sekelompok masyarakat ataupun budaya tertentu. Sedangkan pada moral, pada umumnya dapat melampaui norma budaya, dan lebih dipercayai oleh masing – masing individu nya dan tidak berlaku untuk umum.
4. Sumber prinsip dan etika moral, etika merupakan standar yang asalnya dari lembaga kelompok ataupun budaya tertentu yang di dalamnya terdapat kelompok masyarakat. Etika ini berupa kode etik yang harus dijalankan oleh kelompok masyarakat ataupun kelompok budaya, misalnya saja pada polisi, pengacara, maupun dokter dalam menjalankan tanggung jawab pada pekerjaan nya. Bisa dikatakan, etika dapat dianggap sebagai sistem sosial ataupun kerangka kerja untuk perilaku yang dapat diterima suatu kelompok masyarakat. Pada dasarnya, moral terbentuk berdasarkan pengaruh dari budaya atau masyarakat. Namun dalam hal ini, moral berupa prinsip – prinsip pribadi yang dipercayai dan juga dijunjung oleh individu tertentu, sehingga menyebabkan moralitas seseorang bisa berbeda – beda tergantung dari latar belakang dan sudut pandang tiap orang dalam memandang sesuatu.(Hana)
Komentar