Pulau Rupat Bisa Menjadi Alternatif Pilihan Wisatawan

Daftar Isi


    Foto: Hamparan pasir di destinasi wisata Beting Aceh, Kecamatan Rupat utara, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau. (Sumber foto: Heru Maindikali).

     

    Lancang Kuning, PEKANBARU - Sejak diresmikan Jalan Tol Pekanbaru - Dumai (Permai), objek wisata bahari di Pulau Rupat utara, Kabupaten Bengkalis, bisa menjadi pilihan bagi para pelancong dari kota Pekanbaru. Pasalnya destinasi tersebut, selain memiliki pasir putih juga terdapat Beting Aceh yang memesona. 

    Keberadaan Tol Permai mampu memangkas jarak tempuh hingga 69 km, apabila dibandingkan jalan nasional. Sebelumnya, kalau lewat Jalan Nasional jarak yang ditempuh sejauh, 200 km. Dengan adanya jalan bebas hambatan itu, jarak tempuhnya menjadi 131 km. 

    "Dengan adanya jalan tol Pekanbaru - Dumai sekarang banyak orang memanfaatkan Pulau Rupat untuk wisata. Namun, jika wisatawan hendak datang tetap diimbau dengan syarat harus memperhatikan protokol kesehatan," kata Gubernur Riau (Gubri), Syamsuar, Jumat (16/10/2020) di Pekanbaru. 

    "Pulau Rupat memiliki pasir putih yang memesona. Kemudian, disana ada Beting Aceh yang sangat Indah. Wisatawan yang berkunjungan ke Pulau Rupat ini bukan orang Riau saja, tapi orang Sumatera Barat juga sudah sampai ke Pulau Rupat," terangnya. 

    Hanya saja, lanjut Gubri, di Pulau Rupat itu, ada jalan 10 Km yang belum selesai dibangun. Pulau terluar yang sudah ada jalan hanya ada pulau Rupat provinsi Riau. 

    "Setahu saya, di Indonesia belum ada jalan di pulau tertuar. Hanya Riau yang pulau terluarnya ada jalan. Dan ini belum ada dukungan dari Kementerian PUPR, maka saat pak Menteri PUPR kunjungan ke Riau, kami berharap adanya sentuhan infrastruktur dari pusat," ungkapnya, dikutip dari mediacenterriau.

    Untuk menuju Pulau Rupat utara, atau Beting Aceh, dari kota Dumai wisatawan bisa memilih jalur transportasi laut dan darat. Bila memilih melalui jalur laut speed boat yang melayani penumpang mematok tarif, 105 ribu rupiah. Keberangkatannya, pada pukul 09.00 WIB dan 15.00 WIB dari pelabuhan Petak Panjang, Kota Dumai menuju pelabuhan Tanjung Medang di Rupat utara, menghabiskan waktu tempuh sekitar 2 jam. 

    Jika memilih jalur darat, wisatawan bisa mengendarai kendaraannya menyeberangi Selat Dumai, menggunakan Kapal RoRo (Dumai-Rupat). Namun, aksesibilitas jalan menuju objek wisata ke Pulau Rupat utara saat ini masih banyak yang rusak.

    Muhammad Fadli, pemuda yang aktif sebagai penggiat wisata di sebuah komunitas Explore Rupat menuturkan, Pulau terluar yang berbatasan langsung dengan negeri jiran Malaysia itu, memiliki objek wisata pantai yang menjadi andalan untuk wisatawan, yakni Pantai Lapin, Pantai Teluk Rhu, Mercusuar Tanjung Medang dan Pulau Beting Aceh. 

    "Pantai di Pulau Rupat utara bersih dan berpasir putih. Pantai Lapin, Pantai Teluk Rhu, Pulau Beting Aceh dan Mercusuar di Tanjung Medang merupakan destinasi favorit bagi wisatawan yang berkunjung ke Rupat utara," kata Muhammad Fadli, S.Sos.

    Selain itu, Fadli menuturkan, Rupat utara juga memiliki kudapan khas yang sering dijadikan oleh-oleh pelancong, yaitu kerupuk ikan parang. Kerupuk ini memiliki cita rasa lezat, gurih dan renyah. Rasa daging ikan lautnya sangat kental terasa. 

    Fadli menyampaikan, Rupat utara bisa juga menjadi lokasi yang tepat bagi para wisatawan yang ingin menyaksikan ribuan burung jenis sikep madu (pernis ptilorhynchus) bermigrasi. 

    Pasalnya pada waktu tertentu, burung sejenis elang yang berasal dari pegunungan Siberia itu, melintasi langit di timur laut Riau yakni di Pulau Rupat. Proses migrasi (wintering area) di Riau terjadi mulai Februari hingga Maret dan November hingga Desember. 

    Pada tahun 2019 lalu, Fadli sempat mendampingi pengamat burung dari negeri jiran Malaysia, Han Yong Kwong bersama rekannya Lim Kim Chye. Dua warga negeri jiran itu melakukan penelitian di Pulau Rupat Utara. Mereka melihat langsung dan memastikan keberadaan habitat elang sikep madu melintasi lokasi tersebut.

    "Pulau Rupat merupakan tempat paling dekat dari Malaysia untuk kegiatan pengamatan migrasi burung elang sikep madu. Pada tahun 2018 lalu, tim kajian dari Malaysia telah meneliti terdapat sekitar 60 ribu burung elang melintasi pulau Rupat dalam satu musim,’’ ungkap Fadli. 

    Menurutnya, migrasi ribuan burung pemangsa ini menjadi pemandangan menarik. Pasalnya, raptor ini dapat dilihat langsung dengan mata, terlebih dengan binokuler dan ini merupakan potensi yang positif untuk event bird watching. (LK)

    Bagikan Artikel

    data.label
    data.label
    data.label
    data.label
    Beri penilaian untuk artikel Pulau Rupat Bisa Menjadi Alternatif Pilihan Wisatawan
    Sangat Suka

    0%

    Suka

    0%

    Terinspirasi

    0%

    Tidak Peduli

    0%

    Marah

    0%

    Komentar