Daftar Isi
LancangKuning -Korea Utara dilaporkan akan menggelar parade senjata besar-besaran meski negara itu masih melakukan lockdown untuk mencegah penyebaran virus corona.
Melansir AFP, parade itu akan dilakukan pada hari Sabtu (10/10) menandai ulang tahun ke-75 Partai Buruh yang berkuasa
"Sangat jelas mereka sedang mempersiapkan yang besar," kata mantan Komandan Pasukan AS Korea (USFK), Vincent Brooks pada konferensi Dewan Atlantik.
Ribuan tentara kabarnya akan berbaris melalui Lapangan Kim Il Sun. Prosesi kendaraan lapis baja dan tank yang besar akan mengikuti. Puncak perayaan disebut akan menampilkan rudal jenis apa pun milik Korut.
Baca Juga : MRT Kembali Beroperasi Normal Jumat Ini
Peringatan hari Sabtu mendatang akan berlangsung di tengah kesulitan yang tengah dihadapi negara tersebut, mulai dari karena pandemi virus corona, badai di daerah yang terjadi beberapa bulan lalu, hingga mendapat sanksi internasional karena mengembangkan nuklir.
Pyongyang telah menutup perbatasan dengan China pada Januari untuk mencegah penyebaran virus corona. Menurut Komandan USFK Robert Abrams penutupan itu secara efektif "mempercepat efek" sanksi ekonomi yang dijatuhkan pada Korea Utara.
Minggu lalu, pasukan Pyongyang menembak mati seorang warga Korea Selatan yang hanyut ke perairannya, diduga sebagai tindakan pencegahan virus corona. Insiden itu membuat marah warga Korea Selatan.
Anggota Stimson Center, Jenny Town beranggapan pawai itu itu digelar dengan tujuan untuk mengirim pesan kepada penduduk Korea Utara bahwa meskipun ekonomi negara tengah sulit, mereka adalah negara yang kuat secara militer.
Baca Juga : Anggota DPR dari Partai Gerindra Soepriyatno Meninggal Dunia
Di sisi lain Harry Kazianis dari Pusat Kepentingan Nasional memperingatkan bahwa dengan ribuan orang yang terlibat, parade bisa saja berubah menjadi "peristiwa seperti penyebaran yang mematikan" di Korea Utara.
Ketika ketegangan meningkat pada April 2017, tabung raksasa yang cukup besar untuk menampung rudal balistik antarbenua yang belum diuji Korea Utara bergemuruh melalui alun-alun kota, mengirimkan gelombang kejut.
Pada 2018 dengan proses diplomatik berjalan lancar di antara Pyongyang, Washington dan Seoul, ICBM mencolok dengan ketidakhadiran mereka.
Baca Juga : Gangguan Produksi di Teluk Meksiko Terbangkan Harga Minyak
Negosiasi nuklir antara Pyongyang dan Washington menemui jalan buntu sejak runtuhnya KTT Hanoi pada Februari tahun lalu.
Korea Utara secara luas diyakini terus mengembangkan persenjataannya untuk melindungi diri dari invasi Amerika Serikat. Pada akhir Desember, Kim mengancam akan memamerkan "senjata strategis baru".
Analis mengantisipasi rudal balistik yang diluncurkan kapal selam (SLBM) baru atau ICBM yang mampu menyerang daratan AS.
(ndn/dea)
Komentar