Daftar Isi
Lancang Kuning - Lembaga Penerbangan dan Antarika Nasional menyatakan fenomena Mars yang akan berada pada jarak terdekatnya dengan Bumi tidak membahayakan. Peneliti LAPAN Rhorom Priyatikanto mengatakan fenomena itu justru dimanfaatkan oleh oleh otoritas penerbangan antariksa.
"Tidak ada dampak signifikan terhadap Bumi. Namun, sesaat sebelum oposisi terjadi merupakan waktu yang baik untuk mengirimkan wahana antariksa ke Mars," ujar Rhorom kepada CNNIndonesia.com, Senin (5/10).
Rhorom menuturkan ada sejumlah misi antariksa yang terjadi sebelum Mars berada dekat dengan Bumi. Misalnya, dia menyampaikan China melangsungkan misi Tianwen, Amerika Serikat dengan misi Perseverance, dan Uni Emirat Arab dengan misi Hope.
"Peluncuran wahana memang tidak tepat dilakukan saat oposisi," ujarnya.
Rhorom menjelaskan Mars dan Bumi punya lintasan masing-masing dengan periode yang berbeda. Bumi berevolusi penuh dalam setahun, sementara Mars berevolusi penuh selama 687 hari.
Seperti jarum pendek dan panjang pada jam dinding yang berputar dengan periode berbeda, Mars dan Bumi bisa bertemu secara periodik. Bila diperhatikan, dia berkata jarum pendek dan jarum panjang pada jam bertemu setiap 65,5 menit.
"Senada dengan itu, Mars 'bertemu' dengan Bumi setiap 780 hari pada posisi istimewa yang disebut sebagai oposisi," ujar Rhorom.
Adapun oposisi, dia menyampaikan karena Mars berada pada arah yang berlawanan dengan Matahari.Saat itu, Mars berada pada jarak terdekatnya dengan Bumi, yakni sekitar 75 juta kilometer.
"Tanggal 6 Oktober nanti, jaraknya hanya 62 juta kilometer. Saat itu, Mars akan tampak lebih besar bila dilihat dengan teleskop dan tampak lebih terang," ujarnya.
Komentar