Tantangan Ketokohan Amien Rais Membesarkan Partai Ummat

Daftar Isi

    Lancang Kuning - Mantan Ketua Umum sekaligus pendiri Partai Amanat Nasional (PAN), Amien Rais secara resmi telah mengumumkan Partai Ummat sebagai nama partai barunya.

    Sulit dipungkiri kelahiran Partai Ummat tak lepas dari kekecewaan atas hasil Kongres V PAN di Kendari, Sulawesi Tenggara pada 10-12 Februari 2020 silam. Kala itu, Mulfachri Harahap yang didukung Amien kalah dari petahana Zulkifli Hasan.

    Dan, itulah untuk kali pertama jagoan Amien kalah dalam pemilihan ketum partai yang ia bidani setelah reformasi 1998 tersebut.

    PAN sendiri telah melakukan pembentengan dengan menegaskan tak akan ada 'bedol desa' merespons deklarasi Partai Ummat oleh Amien Rais.

    "Jika ada anggota yang keluar dari PAN dan ikut Partai Ummat, itu hanya sebagian kecil saja. Tidak ada bedol desa," kata Waketum PAN Viva Yoga Mauladi, Kamis (1/10).

    Lantas bagaimanakah kiprah Partai Ummat yang belum kelihatan bentuknya saat ini, kecuali baru dideklarasikan namanya oleh Amien Rais tersebut?

    Pengamat politik dari Universitas Andalas, Sumatera Barat, Asrinaldi menilai Amien Rais tahu betul bahwa Indonesia memiliki umat Islam sebagai basis pemilih mayoritas. Namun menurut dia, kondisi itu tak berpengaruh besar pada elektabilitas partai.

    Sebab menurut dia, kendati didominasi masyarakat Islam, basis pemilih di Indonesia umumnya menganut spektrum politik tengah (nasionalis-religius). Jumlah itu lebih besar dibanding yang menjurus ke salah satu sudut spektrum politik seperti kiri (sosialis-komunis) dan kanan (agamis, liberal, dan konservatif).

    Di satu sisi, Asrinaldi melihat ada pula kesulitan yang mungkin akan dihadapi Partai Ummat untuk mendapatkan ceruk suara pemilih. Menurutnya, jika pilihan Amien adalah membentuk partai Islam, akan timbul kesan tertutup sehingga mempersempit dukungan masyarakat.

    "Ini justru akan merugikan. Ada fakta menarik bahwa dalam sejarah itu biasanya partai kanan dengan simbol Islam, dukungan maksimal tidak akan tercapai," kata dia saat dimintai pendapat , Kamis.

    Kendati demikian, Asrinaldi tak menampik Amien masih memiliki basis massa cukup kuat sebagai pendiri PAN dan tokoh Ormas Muhammadiyah. Rinal berkaca pada hasil Kongres PAN V akhir Februari lalu.

    Menurut dia, Partai Ummat setidaknya akan mampu mengambil 20-30 persen basis pemilih PAN. Namun, kondisi itu akan bergantung pula pada bagaimana platform partai dan cara mengemas isu di tengah masyarakat. Selain itu, juga akan tergantung dari kader-kader yang digaet Amien.

    Sebab, hingga kini, isi anggaran dasar dan anggaran rumah tangga sebagai azas ideologi partai Ummat belum diketahui publik.

    "Kalau di daerah Pak Amien bisa mendapatkan elite lokal yang memang punya track record baik saya percaya akan mendapat kursi. Dan punya basis massa. Bergantung pada itu," katanya.

    Nama dan Segmen Partai

    Hal serupa juga diungkapkan pemerhati politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Pangi Syarwi Chaniago. Menurut Pangi, pemilihan nama Ummat dalam partai milik Amien, akan mempersempit segmen pemilih.

    Lagi pula, katanya, tak semua umat Islam memilih partai berideologi Islam. Sehingga menurut Pangi, kondisi tersebut bakal menyulitkan partai baru itu ke depannya, jika memilih patron sebagai parpol berbasis agama.

    "Nah ini yang saya katakan tidak akan bisa berhasil. Terbukti partai Islam selama ini tidak pernah menjadi leading, pemenang, paling partai papan tengah tidak menjadi papan atas, karena segmen terbatas," demikian pendapat Pangi yang disampaikan, Kamis.

    Selain itu, sambung dia, banyaknya beredar bakal nama calon partai Amien ke publik sebelum dideklarasikan bernama Ummat itu menunjukkan kesan tak matang untuk mendirikan partai barunya.

    "Terkait dengan Amien Rais, pertama, ini seperti tidak terlalu matang. Karena kemarin namanya PAN Reformasi, tiba-tiba sekarang berubah lagi namanya Partai Ummat," katanya.

    Sebagai informasi setelah Kongres V PAN yang memunculkan Zulkifli Hasan kembali sebagai ketua umum, kubu Mulfachri mengungkap rencana pembentukan partai baru Amien Rais tersebut.

    Muhammad Asri Anas yang sebelumnya dikenal sebagai Koordinator Tim Konsolidasi Lapangan Pemenangan Mulfachri dalam Kongres PAN pada Maret lalu Asri mengungkap sudah ada 158 DPD dan DPW PAN, serta 1.300 tokoh yang pernah terlibat di PAN dan Muhammadiyah mengusulkan agar Amien mendirikan partai baru. Dia mengatakan rencana pendirian partai baru oleh Amien lantaran PAN telah menyimpang dari cita-cita awal.

    Kabar itu semakin menguat ketika putra sulung Amien, Hanafi Rais menyatakan mundur dari kepengurusan PAN 2020-2025 di bawah Zulhas pada awal Mei lalu. Dengan mundur dari PAN, Hanafi sekaligus juga mundur sebagai anggota DPR periode 2019-2024.

    Usai mundurnya Hanafi, opsi nama untuk partai baru Amien kemudian menguat. Rekan Amien sesama pendiri PAN, Muhammad Yunus menyebut ada tiga opsi nama yang masih terus didiskusikan oleh pihaknya dengan Amien Rais.

    "Ada Partai Amanat Rakyat, Partai Amanat Reformasi, (dan) PAN Reformasi. Belum bulat soal nama partai," kata Yunus saat berbincang , 8 Mei 2020.

    Dalam pernyataannya pada Kamis (1/10) siang, Amien menyebut Partai Ummat memiliki misi untuk menegakkan keadilan dan memberantas kezaliman di tengah masyarakat. Misi itu tertuang dalam mukadimah partai yang dibacakan Amien saat mengumumkan Partai Ummat lewat siaran langsung daring via akun Youtube resminya.

    Bagikan Artikel

    data.label
    data.label
    data.label
    data.label
    Beri penilaian untuk artikel Tantangan Ketokohan Amien Rais Membesarkan Partai Ummat
    Sangat Suka

    0%

    Suka

    0%

    Terinspirasi

    0%

    Tidak Peduli

    0%

    Marah

    0%

    Komentar