Daftar Isi
Foto: buku "G 30 S Fakta atau Rekayasa" karya Julius Pour.
Ketua Comite Central PKI, Dipa Nusantara Aidit, dalam kampanye Pemilu 1955.
Lancang Kuning – Tak dipungkiri jika tokoh Partai Komunis Indonesia (PKI), Dipa Nusantara Aidit punya hubungan dengan Mao Zedong, bapak pendiri negara Republik Rakyat Tiongkok. Bahkan saat Mao menjabat sebagai Ketua Partai Komunis Tiongkok, DN Aidit beberapa kali berkunjung. Saking dekatnya, Mao bahkan menciptakan puisi untuk Aidit.
Ya, Mao Zedong memang juga dikenal sebagai seorang filsuf. Dan saat tahu rekannya itu tertangkap menyusul tragedi G30S/PKI, Mao menciptakan puisi untuk Aidit. Saat itu, Aidit berhasil ditangkap pihak militer di bawah komando Soeharto menyusul kegagalan kudeta yang coba dilancarkan PKI.
Lantunan bait syahdu Mao Zedong untuk Aidit ini juga dibeberkan Taomo Zhou dalam bukunya 'Migration in the Time of Revolution China, Indonesia and the Cold War'. Buku dari hasil disertasi sejarawan Taomo Zhou ini memang mengungkap banyak fakta yang bersumber dari arsip penting Partai Komunis Tiongkok.
Baca juga: Tempat Wisata di Riau
Beberapa catatan menarik dari buku ini diantaranya percakapan lengkap DN Aidit dengan Mao Zedong terkait rencananya melakukan kudeta di Indonesia. Begitu juga dengan sikap Mao Zedong terkait dengan pergerakan PKI di Indonesia yang memang mendukung meski tidak langsung.
DN Aidit bersama Mao Zedong
Baca juga: Makanan Khas Pekanbaru
Berikut petikan lengkap dari puisi Mao untuk DN Aidit:
Ranting-ranting tipis berdiri di depan jendela ku di musim dingin
Tersenyum mendahului mekarnya berbagai kembang
Baca juga: PBB Bongkar Kebiadaban Arab Saudi Bantai Muslim Yaman
Sayang wajah girang tak berumur panjang
Malahan gugur menjelang musim semi datang
Baca juga: Innalillahi, Raffi Ahmad Berduka
Yang akan gugur, gugurlah pasti
Gerangan haruskah itu mengesalkan hati?
Pada waktunya bunga mekar dan gugur sendiri
Wanginya tersimpan menanti tahun depan lagi. (LK)
Sumber: Viva.co.id
Komentar