Daftar Isi
LancangKuning - Uni Eropa memperingatkan Serbia dan Kosovo untuk tidak mengikuti langkah Amerika Serikat yang memindahkan kantor kedutaan besar mereka di Israel ke Yerusalem. Serbia dan Kosovo diperingatkan jika melakukan hal itu maka mereka dapat merusak keanggotaan di EU.
Kebijakan 27 negara yang sudah sejak lama dipegang oleh UE menyebutkan bahwa status Yerusalem harus diselesaikan antara Israel dan Palestina. Hal itu sebagai bagian dari negosiasi perdamaian yang lebih luas, Serbia dan Kosovo harus menghormatinya.
"Tidak ada negara anggota UE yang (memiliki) kedutaan besar di Yerusalem. Setiap langkah diplomatik yang dapat mempertanyakan posisi bersama UE di Yerusalem adalah masalah yang sangat memprihatinkan dan disesali," ujar Juru Bicara Komisi Eropa, Peter Stano, seperti dikutip dari Associated Press.
Pernyataan itu dibuat menyusul pengumuman mengejutkan dari Presiden Donald Trump pada pekan lalu yang menyebut bahwa Serbia dan Kosovo setuju memindahkan kedutaannya ke Yerusalem.
Baca Juga : Minyak Dunia Menguat di Tengah Ancaman Penurunan Permintaan
Stano menuturkan sebelumnya UE hanya diberitahu tentang aspek ekonomi dari acara yang berlangsung di Gedung Putih, bukan tentang pergerakan di Yerusalem.
Menteri Luar Negeri Serbia, Ivica Dacic mengatakan keputusan akhir masih harus dibahas oleh pemerintah dan akan bergantung pada sejumlah faktor, termasuk perkembangan hubungan dengan Israel di masa depan.
Sementara itu, Presiden Kosovo, Hashim Thaci, telah melakukan pembicaraan melalui telepon dengan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan. Dalam pembicaraan tersebut, Thaci mengatakan keputusan itu tidak akan memengaruhi kerja sama strategis dengan Turki.
Baca Juga : Keponakan Osama Bin Laden Sarankan Pilih Trump di Pilpres AS
"Pengakuan seperti itu (atas Israel) tidak akan melanggar kemitraan strategis dalam situasi apa pun (dalam) persahabatan dan persaudaraan dengan Turki," ujar Thachi usai melakukan percakapan.
Secara tak terduga pekan lalu Trump mengatakan bahwa Serbia dan Kosovo setuju untuk menormalisasi hubungan ekonomi sebagai bagian dari pembicaraan yang ditengahi AS, mencakup pemindahan kedutaan Beograd ke Yerusalem dan sikap saling pengakuan antara Israel dan Kosovo.
Trump memuji langkah itu dengan menyebutnya sebagai terobosan besar dan komitmen yang benar-benar bersejarah.
"Serbia dan Kosovo, masing-masing telah berkomitmen untuk normalisasi ekonomi," ujarnya.
Trump juga mengatakan bahwa bulan ini, Serbia telah berkomitmen untuk membuka kantor komersial di Yerusalem dan memindahkan kedutaannya pada Juli.
Baca Juga : Asteroid Bahaya Seukuran 2 Kali Monas Lewati Bumi 6 September
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, berterima kasih kepada Presiden Serbia dan mengonfirmasi bahwa Israel dan Kosovo akan menjalin hubungan diplomatik. Dia mengatakan Pristina juga akan membuka kedutaan besarnya di Yerusalem.
"Kami akan melanjutkan upaya ini sehingga negara-negara Eropa lainnya akan memindahkan kedutaan mereka ke Yerusalem," kata Netanyahu, seraya menambahkan bahwa Kosovo menjadi negara dengan mayoritas Muslim pertama yang membuka kedutaan di Yerusalem.
Sebagai catatan, pemerintahan Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel pada akhir 2017 dan memindahkan kedutaan AS ke sana pada Mei 2018.
Komentar