Daftar Isi
Lancang Kuning - Dua pemimpin Hizbullah (Lebanon) dan Hamas (Palestina) bertemu untuk membahas normalisasi hubungan diplomatik Israel dengan negara-negara timur tengah. Baik Hizbullah maupun Hamas sama-sama musuh bebuyutan Israel selama bertahun-tahun.
Dilansir dari AFP, Senin (7/9), kepala politik Hamas, Ismail Haniyeh disambut sebagai pahlawan di Ain al-Helweh, kamp pengungsi Palestina terbesar di Lebanon pada Minggu.
Televisi Al-Manar yang dikelola Hizbullah melaporkan bahwa Haniyeh bertemu Hassan Nasrallah, kepala gerakan Syiah Hizbullah yang didukung Iran. Mereka menekankan stabilitas dari poros perlawanan terhadap Israel. Mereka membahas perkembangan politik dan militer di Palestina, Lebanon dan kawasan, termasuk bahaya bagi perjuangan Palestina terkait rencana negara-negara Arab untuk normalisasi hubungan dengan Israel, kata Al-Manar.
Haniyeh sudah tiba di Lebanon pada hari Rabu, pada kunjungan pertamanya ke negara itu selama hampir 30 tahun.
Haniyeh, bak merayakan penuh kemenangan, digendong seorang pria bertopeng ke Ain al-Helweh, di bawah perlindungan anggota Hamas dan penjaga kamp.
Di hadapan ratusan orang yang bersorak-sorai di Ain al-Helweh, dekat kota pantai selatan Sidon, termasuk para pengungsi yang bepergian untuk melihatnya dari kamp lain, Haniyeh memuji kapasitas militer gerakannya dan mengabaikan normalisasi UEA-Israel.
"Belum lama ini, roket kami hanya mencapai (target) beberapa meter dari perbatasan Gaza. Saat ini, perlawanan di Gaza memiliki roket yang dapat mencapai Tel Aviv dan luar Tel Aviv," katanya.
Pertemuan Haniyeh-Nasrallah menyusul pengumuman 13 Agustus bahwa Israel dan Uni Emirat Arab (UEA) telah setuju untuk menormalisasi hubungan kedua negara.
Sementara upaya diplomatik yang dipimpin AS bertujuan untuk meningkatkan aliansi regional melawan Iran. Palestina sendiri telah mengutuk upaya itu dan menganggap 'penusukan dari belakang' oleh sebuah negara Arab.
Sebelumnya Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan negaranya sedang dalam pembicaraan dengan para pemimpin Arab dan Muslim lainnya tentang normalisasi hubungan, menyusul kesepakatan dengan UEA menyusul beberapa dekade sebelumnya telah berdamai dengan Mesir dan Yordania.
"Normalisasi hubungan antara Israel dan negara-negara Arab, itu tidak mewakili rakyat, baik hati nurani, sejarah, maupun warisan mereka," kata Haniyeh, dikutip dalam pernyataan Hamas
Komentar