Daftar Isi
Lancang Kuning - Fenomena Apogee atau Bulan berada di titik terjauh dari Bumi telah terjadi pada 9 Agustus lalu. Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) mengatakan bulan akan terlihat lebih kecil di saat fenomena Apogee terjadi.
Peneliti Pusat Ilmu Antariksa LAPAN, Rhorom Priyatikanto menjelaskan saat Apogee pada 9 Agustus, jarak Bulan dengan Bumi sekitar 404,500 kilometer. Fenomena ini terjadi setiap 1 bulan sekali.
"Mengingat lintasan Bulan berbentuk elips atau lonjong, maka setiap 27,3 hari Bulan akan melewati titik terjauh (apogee) dan titik terdekat (perigee) orbitnya," kata Rhorom saat dihubungi CNNIndonesia.com, Senin (10/8).
Fenomena ini berlawanan dengan Perigee yang merupakan titik terdekat Bulan dengan Bumi. Pada saat fenomena Perigee pada Juni lalu, Bulan berjarak sekitar 364.390 kilometer dari pusat Bumi.
Rhorom mengatakan fenomena Apogee bisa terlihat di wilayah Indonesia pada 9 Agustus lalu, sebab Bulan berada di atas horizon.
"Saat berada pada titik apogee, maka Bulan akan tampak berukuran lebih kecil," kata Rhorom.
Terpisah, koordinator Diseminasi Pusat Sains Antariksa LAPAN Bandung, Emanuel Sungging menjelaskan Apogee memang berkaitan dengan fenomena mini moon, sedangkan Perigee berkaitan dengan fenomena super moon. Akan tetapi, dibutuhkan skala tertentu sebelum menyebut bulan sebagai mini moon dan super moon.
"Dalam skala tertentu saja bisa dikatakan mini atau super moon," tutur Sungging.
Fenomena Apogee 9 Agustus bersamaan dengan Konjungsi Mars-Bulan
Sungging mengatakan fenomena Apogee pada tanggal 9 Agustus juga bersamaan dengan fenomena konjungsi antara Mars dan Bulan. Fenomena ini membuat Mars dan Bulan terlihat berdekatan di langit Bumi.
Dikutip dari situs Komunitas Langit Selatan, Bulan berpasangan dengan Mars sejak keduanya terbit di ufuk timur sampai fajar menyingsing. Mars terbit lebih dahulu pada pukul 22.03 WIB disusul Mars yang terbit pukul 22.17 WIB. Keduanya hanya terpisah 0,7 derajat dan mencapai ketinggian 78 derajat di atas horizon utara.
Komentar