Daftar Isi
Foto: Ledakan di Beirut ibukota Lebanon. (The Hindu Business Line)
Lancang Kuning – Ledakan dahsyat yang terjadi di Beirut tak hanya menimbulkan ratusan korban jiwa dan ribuan korban luka. Tragedi ini muncul di tengah ketegangan yang memanas antara Hizbullah Lebanon dan Israel. Sejumlah dugaan beredar, salah satunya keyakinan Israel bahwa Hizbullah yang didukung Iran terkait dengan peristiwa ini.
Baca Juga: Rudi Ramli: Bank Bali Mau Dikuasai Kelompok Tertentu
Menurut data yang dikutip VIVA Militer dari Jerussalem Post, ada 2.750 ton bahan kimia amonium nitrat yang ditemukan di dalam gedung yang meledak. Ribuan ton bahan kimia itu disebut sudah disimpan dalam gedung itu selama enam tahun, pasca penyitaan dari sebuah kapal.
Di sisi lain, Israel mengaitkan bukti 2.750 ton amonium nitrat dengan sejumlah temuan bahan peledak lain di Inggris dan Jerman. Israel meyakini bahwa Hizbullah menyimpan tiga metrik ton amonium nitrat di sejumlah tempat.
Baca Juga: Tempat Wisata di Riau
Salah satunya adalah London, di mana pada 2015 agen intelijen Inggris M15 dan Kepolisian Metropolitan London menemukannya.
Tak hanya itu, Israel juga mengorelasikan Tragedi Beirut dengan penemuan ratusan kilogram bahan peledak amonium nitrat di Jerman selatan. Gudang penyimpanan Hizbullah ditemukan awal tahun 2020 oleh otoritas keamanan Jerman.
Baca Juga: Makanan Khas Pekanbaru
Hingga pada akhirnya, pemerintah Jerman memutuskan bahwa Hizbullah adalah organisasi terlarang lantaran terkait dengan sejumlah aksi terorisme.
Bukan cuma Hizbullah, Israel juga meyakini bahwa ada peran Iran di balik peristiwa ini. Seperti halnya pada saat penemuan bahan peledak yang disimpang dalam sebuah paket es di London barat yang ditemukan tahun lalu, menurut laporan The Telegraph dikutip VIVA Militer. Taktik yang sama juga digunakan di Jerman.
Baca juga: Kapal Perang TNI Lolos dari Tragedi Ledakan Dahsyat di Lebanon
Pada April lalu, otoritas keamanan Jerman dibantu Badan Intelijen Israel, Mossad, menggerebek sejumlah masjid dan sejumlah rumah yang diduga adalah tempat orang-orang yang terkait dengan Hizbullah. Aksi ini digelar bersamaan dengan persemian larangan organisasi Hizbullah.
Sementara itu, Inggris sudah menerapkan regulasi yang melarang seluruh bentuk aktivitas Hizbullah sejak 2019. Dalam aturannya, seorang yang terlibat dengan Hizbullah akan didakwa dengan hukuman hingga 10 tahun. (LK)
Komentar