Daftar Isi
Foto: Drone CH-4. (South China Morning Post)
Lancang Kuning – Pesawat tanpa awak (Unmanned Aerial Vehicles/UAV) atau yang lebih dikenal dengan drone, jadi andalan sejumlah militer negara-negara di dunia. Mengurangi risiko korban jiwa, drone mumpuni untuk menjalani misi pengintaian dan pertempuran.
Menurut laporan yang dikutip VIVA Militer dari Army-Technology, salah satu drone canggih di dunia adalah Cai Hong CH-4. Diproduksi oleh China Aerospace Science and Technology Corporation (CASC), drone CH-4 disebut sebagai drone yang memiliki sayap terbesar dari seri Rainbow.
Dalam laporan lain yang dikutip VIVA Militerdari The Washington Times, drone CH-4 dikatakan sangat identik dengan drone canggih milik militer Amerika Serikat (AS), RQ-4 Global Hawk. Akan tetapi, jika RQ-4 Global Hawk hanya punya fungsi sebagai drone intai, maka drone CH-4 bisa juga digunakan dalam pertempuran.
Drone CH-4 memiliki dua versi, CH-4A dan CH-4B. Drone CH-4A adalah pesawat tanpa awak yang dikhusukan untuk misi mata-mata, sementara drone CH-4B memiliki fungsi khusus serangan.
Meski demikian, kedua versi drone CH-4 sama-sama mampu menjangkau jarak 3.500 hingga 5.000 kilometer. Tak hanya itu, drone CH-4 memiliki daya tahan mencapai 30 sampai 40 jam. Khusus untuk drone CH-4B, pesawat ini mampu membawa enam senjata dengan bobot mencapao 250-345 kilogram.
Kemudian, drone CH-4 juga memiliki kemampuan untuk menembakkan rudal udara-ke-darat dari ketinggian 5.000 meter (16.400 kaki). Dengan jarak tembakan sejauh itu, drone CH-4 sangat aman dari serangan musuh. Pasalnya, sebagian besar sistem rudal anti-pesawat tak memiliki jarak jangkauan efektif sejauh itu.
Dalam laporan DefenseNews, sejumlah militer di dunia menggunakan drone CH-4. Hal ini dijelaskan oleh seorang spesialis Pusat Analisis Strategi dan Teknologi Moskow, Vasiliy Kashin, drome CH-4 telah diekspor ke Pakistan, Mesir, Arab Saudi, Aljazair, dan Irak pada 2015.
Bukan cuma lima negara itu yang membeli drone CH-4 dari China. Ternyata, Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU), juga punya drone canggih ini. Dalam data Jane's Defense Weekly, saat ini TNI AU memiliki dua unit drone CH-4.
Yang paling akan diingat dari drone ini adalah, aksi pengawasan terhadap sejumlah tokoh negara dan objek vital saat Joko Widodo (Jokowi) dilantik sebagai Presiden Republik Indonesia (RI), Oktober 2019 lalu. Drone CH-4 berkeliaran di atas wilayah udara Jakarta dan terus memantau aktivitas kenegaraan tersebut.
Menurut laporan lain yang juga dikutip VIVA Militer dari Jane's Defense Weekly, saat ini TNI AU memiliki dua unit drone CH-4, selain drone lainnya yang merupakan buatan Israel, Aerostar Tactical UAS. (LK)
Komentar