Daftar Isi
Foto: Keluarga Muslim Hebron tinggal di sarang kalajengking. (Al-Monitor)
Lancang Kuning – Israel benar-benar keji. Bagaimana tidak, negeri Yahudi ini dengan kejam membongkar rumah warga Palestina dan merampas tanahnya untuk membangun pusat militer tertutup.
Kekejaman Israel ini terjadi di wilayah Hebron. Militer Israel mengerahkan buldoser untuk mengancurkan rumah-rumah warga Muslim Palestina.
Baca Juga: Mengintip 'Langsung' Kemegahan Hagia Sophia, Masya Allah Speechless!
Tindakan militer Israel ini bukan baru sekarang saja terjadi tapi sejak beberapa tahun lalu. Israel menamakan wilayah hasil rampasan itu dengan nama Area C.
Di Area C ini tak ada seorang pun Muslim Palestina yang boleh tinggal apalagi membangun rumah. Padahal, wilayah ini sudah ditempati Muslim Palestina sudah lama.
Baca Juga: Makanan Khas Pekanbaru
Menurut laporan Organisasi Hak Asasi Manusia Israel, B'Tselem. Sejak 2006 hingga 2018, lebih dari 1.400 rumah warga Muslim Palestina telah dihancur leburkan militer Israel.
Baca Juga: Tempat Wisata di Riau
Akibatnya lebih dari 6 ribu Muslim Palestina harus pindah dari wilayah itu tanpa diberikan tempat baru. Bahkan, sebagian besar dari para korban adalah anak-anak yang berusia di bawah 16 tahun.
Kantor berita Al-Monitor dikutip VIVA Militer, Minggu 2 Agustus 2020, dalam artikelnya menceritakan tentang kondisi salah satu dari belasan keluarga yang menjadi korban kekejaman militer Israel.
Setelah rumah mereka dirampas, keluarga Muslim Palestina terpaksa tinggal di goa-goa sarang ular dan sarang kalajengking yang ada di pegunungan berbatu di Hebron.
Baca Juga: Akan Diblokir Trump, Seberapa Populer Tiktok di Amerika?
Munther Abu Aram dan istri beserta empat anaknya yang masih kecil-kecil dahulunya tinggal di sebuah rumah sederhana di wilayah Khirbet Janba, Tepi Barat.
Namun pada 2018 petaka tiba, militer Israel membongkar rumah mereka. Sebenarnya mereka pada 2019 sempat membangun rumah lagi. Tapi kembali dibongkar malah kini tanahnya dirampas.
Karena tak memiliki uang dan tak punya tempat tinggal lagi, terpaksalah Aram mengajak keluarganya untuk menghuni salah satu goa berbahaya itu. "Kehidupan di dalam gua sangat sulit," kata Aram.
Menurutnya, tanah tempat rumahnya berdiri dahulu kini sudah dikuasai militer Israel dan di atasnya berdiri markas militer rahasia.
"Pendudukan Israel ingin mengusir kami dari Khirbet Janba, untuk menyita tanah dan mengubahnya menjadi daerah militer tertutup dan untuk memperluas pemukiman Kiryat Arba dan pos-pos di sekitarnya," katanya.
Aram menuturkan, tinggal di goa bukan sebuah pilihan yang baik sebenarnya. Karena tak ada fasilitas apapun di sana, air, listrik, sekolah bahkan jalan pun tiada.
Yang lebih menakutkan, di kala musim panas, mereka tak bisa tinggal di dalam goa, mereka tidur di luar mulut goa. Sebab saat itu penghuni asli goa tiba, mereka adalah para ular dan kalajengking.
Untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, Aram dan keluarga bercocok tanam dan beternak. Hasil dari semua itu lalu dijual untuk membeli air ke kota.
Perlu diketahui, Israel memang ingin menguasai Kota Tua Hebron, sebab bagi mereka kota itu merupakan kota suci. Padahal jika berbicara sejarah, kota ini lebih banyak ditinggali warga Palestina. (LK)
Komentar