Saingi China, India Beli Drone Israel untuk Jaga Perbatasan

Daftar Isi


    Foto: Ilustrasi drone. (Foto: U.S. Air Force photo)

    Lancang Kuning -- India dan China dikabarkan terus saling mengerahkan sejumlah pesawat nirawak atau drone untuk bersiaga di Lembah Galwan, perbatasan di dekat Himalaya yang menjadi sengketa kedua negara.


    Pengerahan drone-drone ini dilakukan meski kedua negara tengah berdialog menyelesaikan sengketa di perbatasan yang dipicu bentrokan antar-militer pada Juni lalu.

    Media India menuturkan pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi bahkan berencana membeli drone lebih banyak lagi dari Israel, sementara New Delhi juga tengah memproses pembelian pesawat sejenis, Predator B, dari Amerika Serikat.

    Di sisi lain, China juga tak tinggal diam. China telah mengerahkan drone-dronenya sebagai pertahanan di perbatasan de facto ke dua negara yang dikenal dengan Line of Actual Control (LAC) di dekat Himalaya.


    Awal bulan ini, China bahkan merilis serangkaian foto yang memperlihatkan aktivitas militer India di Lembah Galwan yang diyakini diambil dari drone yang dioperasikan Beijing di wilayah sengketa itu.


    "Drone bisa dengan mudah mencapai tempat-tempat yang sulit dijangkau oleh orang, terutama wilayah yang sulit dipantau," ujar analis militer Zhou Chenming seperti dikutip South China Morning Post pada Senin (20/7).

    Sejauh ini, Zhou menuturkan kapabilitas drone India masih jauh berada di bawah China. Karena itu, ia tak heran jika India menggenjot pembelian drone terutama setelah relasi memanas dengan China di Lembah Galwan.


    Israel Aerospace Industries merupakan pemasok utama drone yang digunakan militer India selama ini, terutama pesawat nirawak jenis Heron dan Searchers yang digunakan untuk mata-mata, serta Harpies dan Harops untuk misi anti-radiasi.

    India memiliki sekitar 70 Herons. Pada 2018, sebuah drone Heron India melewati LAC dekat Doklam dan jatuh di wilayah teritori China. Pada 2017, India juga mengerahkan drone ke wilayah yang sama meski model pesawat nirawak tersebut tidak teridentifikasi.

    Meski memiliki ratusan drone, India masih perlu meningkatkan kapabilitas pesawat-pesawat nirawaknya terutama untuk menyaingi China di sepanjang perbatasan kedua negara di Himalaya yang memiliki ketinggian lebih dari 4.000 meter. Kriteria wilayah ini dianggap sulit bagi sebuah drone.

    Sementara itu, China sebagai salah satu pemasok atau produsen terbesar drone di dunia banyak menggunakan pesawat nirawak pengintainya jenis GJ-2.

    Lihat juga: China-India Sebut Kemajuan Perundingan usai Bentrok Himalaya
    Tentara China dan India sempat terlibat dalam sebuah bentrokan pada 15 Juni lalu di lembah Galwan di Ladakh. Dalam bentrokan tersebut, India mengatakan 20 pasukannya tewas, sementara China tidak mengungkap adanya korban jiwa.

    India dan China sejak 1962 telah selisih paham terkait daerah perbatasan.

    Bentrokan tersebut telah meningkatkan ketegangan antar-kedua pihak. Insiden di Lembah Galwan juga menjadi insiden pertama yang menewaskan tentara di daerah yang menjadi sengketa antara kedua pihak.

    Sentimen anti-China tumbuh di India sejak bentrokan tersebut. Sekelompok warga India membakar patung Presiden Xi Jinping dan bendera China. Pemerintah India sempat memblokir beberapa aplikasi seluler besutan China, termasuk TikTok. (LK) 

    Bagikan Artikel

    data.label
    data.label
    data.label
    data.label
    Beri penilaian untuk artikel Saingi China, India Beli Drone Israel untuk Jaga Perbatasan
    Sangat Suka

    0%

    Suka

    0%

    Terinspirasi

    0%

    Tidak Peduli

    0%

    Marah

    0%

    Komentar