Daftar Isi
Foto: Ilustrasi Virus Corona
Lancang Kuning, JAKARTA – Terapi plasma darah diyakini menjadi salah satu senjata ampuh melawan Corona COVID-19. Hal itu kembali dibuktikan salah satu pasien kritis yang terpapas Virus Corona COVID-19 di New Hampshire Amerika Serikat baru-baru ini.
Baca Juga: Makanan Khas Pekanbaru
Seorang pria di New Hampshire yang hampir mati karena Virus Corona COVID-19 kondisinya kembali membaik setelah menjalani terapi Plasma Darah. Kejadian ini tentu melengkapi catatan beberapa pasien positif COVID-19 yang kondisinya membaik setelah menerima plasma darah.
Baca Juga: Tempat Wisata di Riau
Sebelumnya pria bernama Joseph Jozitis ini dalam kondisi kritis selama lebih dari enam pekan dan harus ditopang hidupnya dengan ventilator di Southern New Hampshire Medical Center. Saat kondisinya terus memburuk, pihak rumah sakit memutuskan untuk melakukan terapi plasma darah.
Singkatnya, plasma darah dari pasien yang telah sembuh diberikan pada Joseph dan hasilnya sangat mengagumkan. Dilansir expressnews, Rabu 27 Mei 2020, kondisi pasien ini berangsur membaik setelah dilakukan terapi plasma darah. Bahkan ventilator kini telah dilepas.
Baca Juga: Miris, Gadis Kecil Tewas Digigit Ular
"Dia telah membaik dan sekarang mampu bernafas sendiri," kata Dr Timothy Scherer, kepala medis di rumah sakit tersebut, dilansir dari Viva.Co.id
Sebagai catatan, dari data Selasa 26 Mei 2020, sebanyak 4.231 orang di New Hampshire dinyatakan positif COVID-19. Dari jumlah itu, total yang meninggal sebanyak 214 orang.
Apa itu terapi plasma darah?
Baca Juga: Potret Kekasih Ronaldo di Majalah Portugal Bikin Gemetar
Pengobatan dengan terapi plasma darah sendiri dilakukan dengan cara menyuntikkan plasma darah yang mengandung antibodi penangkal Corona dari pasien terinfeksi virus Corona COVID-19 yang telah dinyatakan sembuh sebelumnya.
Sebelumnya, banyak fakta yang juga telah membuktikan jika terapi plasma darah mampu menjadi langkah dalam menangani pasien positif Corona COVID-19. Termasuk dengan studi yang dilakukan dokter di China yang melakukan terapi ini pada lima pasien dan terbilang berhasil.
Namun, teori ini juga mendapat sanggahan dari beberapa dokter yang mengaku gagal menerapkan terapi plasma darah untuk menangani pasien yang positif Corona COVID-19. Dengan kata lain, beberapa percobaan yang dilakukan menemui kegagalan. (LK)
Komentar