Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) pada Tanaman Hias

Daftar Isi

    Lancang Kuning Tumbuhan tidak selamanya bisa hidup tanpa gangguan. Dalam pertumbuhannya banyak kendala yang dapat terjadi salah satunya adalah adanya serangan dari beberapa organisme yang dapat menyebabkan kerugian yang sangat besar pada tanaman tersebut. Organisme ini tergolong kedalam organisme pengganggu tanaman. Organisme pengganggu tanaman dapat berupa hewan maupun mikroorganisme yang merugikan atau disebut dengan patogen.

    Terkait dengan hal tersebut, diperlukan adanya penanggulangan yang tepat terhadap serangan organisme tersebut karena perkembangan dari serangan organisme pengganggu tanaman yang tidak dapat dikendalikan akan berdampak sangat buruk kepada timbulnya masalah-masalah lain yang bersifat ekonomi, ekologi dan sosial.

    Pengendalian organisme pengganggu pada tanaman ini dilakukan untuk mencegah mengendalikan organisme yang mengganggu pertumbuhan, produksi dan kualitas hasil tanaman. Pengendalian dapat dilakukan dengan menggunakan pestisida atau secara manual dengan mencabut atau membuang tanaman yang terserang serta memungut hama pengganggu tanaman. Saat ini sudah banyak yang tersedia pestisida alami.

    Baca Juga : Tempat Wisata di Pekanbaru

    Mengendalikan hama dan penyakit pada tanaman hias meski berada di dalam ruangan, tanaman hias tetap dapat terserang oleh hama dan penyakit. Munculnya hama dan penyakit biasanya disebabkan oleh kelalaian dalam perawatan. Faktor lingkungan yang lembap juga membantu perkembangan penyakit. Namun, pada umumnya serangan dari hama dan penyakit tidak separah dengan tanaman hias lain yang tumbuh di luar ruangan.

    1. Busuk pangkal batang

    Penyebabnya sejenis cendawan fusarium. Penyakit ini merusak batang bagian bawah. Serangannya dapat menghambat pertumbuhan dan tanaman mogok bertunas. Kelembapan tinggi dan sirkulasi udara buruk membantu perkembangbiakan cendawan. Bisa juga karena media terlalu padat alias kurang porous sehingga air tersimpan lama.

    Untuk mengatasinya dengan cara membongkar tanaman. Akar dan media di bersihkan, lalu potong beberapa dari bagian yang busuk menggunakan pisau yang bersih. Oles penutup luka untuk mencegah munculnya cendawan kembali. Setelah itu, tanaman dapat ditanam kembali. Langkah dalam antisipasi saat musim hujan dengan menyemprotkan beberapa fungisida, seperti Menzate, Daconil, atau Orthocide. Dosis pada pemakaian fungisida harus disesuaikan dengan anjuran pada label kemasan.

     

    Baca Juga : Akreditasi Jurusan Kampus Universitas Darussalam Ambon

    1. Busuk daun

    Penyebab semacam bakteria Erwinia. Pada daun biasanya terlihat bercak cokelat berlendir, lalu berubah cokelat kehitaman. Umumnya serangan terjadi di musim hujan saat kondisi lingkungan lembap. Bila tidak segera diatasi, pada dasarnya penyakit ini bisa menjalar ke daun yang lain, bahkan dapat menyebar atau menjalar ke batang.

    Untuk memutus penyebaran penyakit ini, dapat diatasi dengan memotong beberapa bagian daun yang terserang dari bakteri tersebut. Sementara untuk mencegah munculnya penyakit tersebut, dapat dicegah dengan menyemprot beberapa bakterisida yaitu Agrimycin atau Agrept. Dosis dari pemakaian bakterisida harus disesuaikan dengan anjuran pada label.

    1. Belalang

    Waspada kehadiran belalang karena dapat meludeskan daun philo atau tanaman hias yang indah dan mulus. Bila populasinya belum banyak di dapat diambil dengan tangan, lalu dimatikan. Sementara itu, daun pada tanaman yang sudah bolong-bolong oleh serangan belalang sebaiknya segera di potong, agar tanaman tetap tampil menawan. Serangan belalang secara massal di kebun dapat dikendalikan dengan cara fogging sebulan sekali.

    Baca Juga : Tempat Wisata di Riau

    1. Ulat

    Gejala serangan ulat yang tampak seperti garis putih di permukaan daun. Garis putih yang diakibatkan serangan ulat itu merupakan terowongan yang ada pada daun, biasanya digunakan  untuk tempat persembunyiannya. Daun yang terserang sebaiknya di buang. Kalau serangan ulat cukup parah, dapat diatasi dengan menyemprot beberapa insektisida, seperti Metadison, Decis, Basudin, atau Supracide.

    1. Semut

    Binatang yang satu ini pada umumnya bersembunyi dan akan membuat sarang berupa gundukan yang ada pada media atau menempel di pangkal batang. Meski tidak berpengaruh langsung, hadirnya semut pada tanaman hias dapat mengakibatkan akar tidak tumbuh normal. Dampak dari hal tersebut, penyerapan nutrisi dari akar akan terganggu sehingga tanaman tidak tumbuh dengan prima.

    Untuk mengatasinya segera bongkar media dan diganti dengan yang baru. Jagalah kebersihan dari media dengan membersihkan media tersebut dengan cara membereskan gulma yang tumbuh.(Redho)

    Bagikan Artikel

    data.label
    data.label
    data.label
    data.label
    Beri penilaian untuk artikel Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) pada Tanaman Hias
    Sangat Suka

    0%

    Suka

    0%

    Terinspirasi

    100%

    Tidak Peduli

    0%

    Marah

    0%

    Komentar