S&P Revisi Prospek Utang RI Jadi Negatif

Daftar Isi

     

    Foto: Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo. (Dok. BI)

    Lancang Kuning, JAKARTA – Lembaga pemeringkat, Standard & Poor’s (S&P) Global Ratings mengubah prospek atau outlooktingkat utang Indonesia dari stabil ke negatif. Meski begitu, S&P mempertahankan Sovereign Credit Rating Republik Indonesia pada posisi BBB di tengah tertekannya ekonomi akibat wabah virus Corona (Covid-19).
     

    Baca Juga: Bahaya, Pasukan Cyber Korea Utara Mau Bobol Keuangan Amerika

    Dalam laporannya, S&P menyatakanoutlook negatif disebabkan dalam beberapa waktu ke depan Indonesia menghadapi kenaikan risiko eksternal dan fiskal akibat meningkatnya kewajiban luar negeri serta beban utang pemerintah untuk membiayai penanganan pandemi Covid-19 untuk 24 bulan ke depan.

    Posisi eksternal Indonesia dianggap telah melemah setelah depresiasi rupiah yang cukup besar, dan beban utang pemerintah akan jauh lebih tinggi secara material selama beberapa tahun ke depan, karena langkah-langkah fiskal counter-cyclical yang kuat untuk menghadapi Covid-19.

    Baca juga: Tempat Wisata di Riau

    Menanggapi hal tersebut, Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menyatakan, outlook negatif ini bukan cerminan dari permasalahan ekonomi yang bersifat fundamental, tetapi lebih dipicu kekhawatiran S&P terhadap risiko pemburukan kondisi eksternal dan fiskal akibat pandemi Covid-19 yang bersifat temporer.

    Baca Juga: Achmad Yurianto: Kita Bersyukur yang Sembuh Semakin Bertambah, 607 Pasien Covid-19 Sembuh

    "Keyakinan ini didasarkan pada fakta bahwa sampai dengan beberapa saat sebelum Covid-19 meluas ke seluruh dunia, kepercayaan investor dan lembaga pemeringkat internasional terhadap prospek dan ketahanan ekonomi Indonesia masih sangat tinggi," kata Perry dikutip dari siaran pers, Sabtu, 18 April 2020, mengutip VivaNews.

    Masih kuatnya kepercayaan investor terhadap Indonesia, kata Perry, didukung oleh konsistensi pemerintah dan BI dalam melaksanakan kebijakan fiskal, moneter, dan reformasi struktural. Tergambar dari aliran masuk modal asing yang sangat deras.

    Baca Juga: Positif Covid-19 Usai Kontak dengan Tetangga dari Malaysia, Riau Tambah Lagi 2 Kasus Corona

    "Dan rangkaian kenaikan peringkat yang diberikan kepada Indonesia oleh berbagai lembaga pemeringkat terkemuka di dunia. Hingga triwulan I-2020, kepercayaan sebagian besar lembaga pemeringkat terhadap Indonesia tetap kuat, bahkan ada yang membaik," tuturnya.

    Selain S&P, kata Perry, Fitch pada Januari dan Moody’s pada Februari memutuskan untuk mempertahankan peringkat Indonesia masing-masing pada BBB dengan outlook Stabil dan Baa2 dengan outlook Stabil. JCRA dan R&I, masing-masing pada Januari dan Maret, bahkan kembali menaikkan peringkat Indonesia menjadi BBB+ dengan outlook Stabil.

    "Bank Indonesia meyakini bahwa berbagai langkah kebijakan tersebut akan dapat mengembalikan trajectoryekonomi Indonesia, baik dari sisi pertumbuhan, eksternal, maupun fiskal, ke arah yang lebih sustainabledalam waktu yang tidak terlalu lama," ungkap dia. (LK)

    Bagikan Artikel

    data.label
    data.label
    data.label
    data.label
    Beri penilaian untuk artikel S&P Revisi Prospek Utang RI Jadi Negatif
    Sangat Suka

    0%

    Suka

    0%

    Terinspirasi

    0%

    Tidak Peduli

    0%

    Marah

    0%

    Komentar