Komponen Kewargaan Digital

Daftar Isi

    Lancang Kuning - Digital mengacu pada seseorang yang memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk secara efektif menggunakan teknologi digital untuk berkomunikasi dengan orang lain, berpartisipasi dalam masyarakat dan membuat dan menggunakan konten digital.

    Kewarganegaraan digital adalah tentang keterlibatan positif dan percaya diri dengan teknologi digital. Dengan mendidik siswa tentang kewarganegaraan digital, mereka akan memiliki kesempatan untuk mengembangkan pemahaman tentang konsep-konsep berikut:

    Baca juga : Tempat Wisata di Riau

    • literasi digital dan informasi
    • keamanan internet
    • privasi dan keamanan
    • cyberbullying, hubungan, etiket, dan komunikasi
    • kredit kreatif dan hak cipta
    • jejak digital.

    Kewarganegaraan digital

    Penerimaan dan penegakan norma-norma perilaku yang tepat dan bertanggung jawab berkenaan dengan penggunaan teknologi digital. Ini melibatkan penggunaan teknologi digital secara efektif dan tidak menyalahgunakannya untuk merugikan orang lain.

    Kewarganegaraan digital mencakup etika daring yang sesuai, kemampuan membaca tentang bagaimana teknologi digital bekerja dan cara menggunakannya, pemahaman etika dan hukum terkait, mengetahui cara tetap aman saat online, dan saran tentang masalah kesehatan dan keselamatan terkait seperti predator dan keabadian data.

    5 komponen Kewarganegaraan Digital

    Karena pendidikan adalah jantung dari masyarakat mana pun, siswa adalah orang-orang yang harus dididik dalam menggunakan teknologi secara bertanggung jawab, memastikan keamanan lingkungan online untuk generasi yang akan datang. Akibatnya, aspek kewarganegaraan digital berkisar pada penggunaan teknologi untuk tujuan pendidikan.

    Beberapa elemen ini terkait dengan kehidupan siswa di luar tembok sekolah, sementara yang lain terkait langsung dengan bagaimana mereka menggunakan teknologi di sekolah.

    Baca juga : Manfaat Komunikasi Daring

    1. Akses digital

    Meskipun kita hidup di era digital, tidak semua orang memiliki akses ke teknologi. Sebagai guru, kita harus menyadari kebutuhan yang dimiliki siswa dan berusaha memastikan mereka dapat menggunakan sumber daya daring secara setara. Karena peningkatan di sekolah-sekolah di seluruh dunia, guru dapat memberikan pelajaran yang menarik dan memotivasi siswa mereka dengan memasukkan teknologi di kelas.

    Semakin banyak pendidik membutuhkan dari tugas siswa mereka yang harus dilakukan secara online, tetapi ada kekurangannya: tidak semua siswa dapat membeli komputer / smartphone dan akses ke Internet. Itu sebabnya pendidik perlu memberikan alternatif yang cocok untuk kebutuhan setiap siswa.

    2. Perdagangan digital

    Digital Commerce mengacu pada penjualan dan pembelian barang secara online dan perlunya mengatasi masalah keselamatan saat menggunakan uang di dunia digital. Teknologi juga digunakan di kelas untuk menunjukkan kepada siswa jalur yang memungkinkan untuk menempuh karier prospek mereka membuka jalan ke pekerjaan di masa depan. Memahami cara kerja e-commerce adalah suatu keharusan, baik sebagai pelanggan yang mungkin maupun sebagai wirausahawan potensial.

    3. Komunikasi digital

    Berkomunikasi online telah menjadi sangat umum dan begitu sering sehingga siswa lupa mereka melakukannya di ruang virtual. Kebutuhan untuk mengetahui bagaimana dan apa yang harus dikatakan tidak dapat disangkal karena miskomunikasi terjadi setiap saat bahkan secara online.

    Namun saat ini, online telah memberikan suara kepada siapa saja yang membutuhkannya. Mereka dapat mengekspresikan diri mereka secara bebas dan menjadi diri mereka sendiri. Ini pada gilirannya menuntut seseorang untuk berempati dan bereaksi secara online dan offline.

    4. Literasi digital

    Pendidikan adalah kunci dari segalanya. Menyadari orang lain saat online atau offline penting untuk pertumbuhan pribadi kita yang berkontribusi juga untuk menyebarkan kesadaran tentang cara kita memperlakukan satu sama lain di ruang mana pun.

    Literasi digital juga mencakup pencapaian kemampuan untuk membedakan antara konten nyata dan konten palsu yang sebaliknya dapat memiliki dampak negatif yang besar terhadap kehidupan siswa dan orang dewasa sama sekali. Siswa perlu belajar bagaimana menggunakan kehendak bebas mereka dan memutuskan konten apa yang baik untuk mereka dan apa yang harus mereka hindari untuk menjalani kehidupan yang seimbang.

    Baca juga : Tempat Wisata di Pekanbaru

    5. Etika digital

    Teknologi hadir dengan instruksi dasar penggunaan, tetapi dalam jangka panjang kita harus mendidik siswa untuk memahaminya dengan lebih baik dan menjadi "fasih secara digital". Ini akan membentuk perilaku online mereka dan mereka akan merespons secara positif daripada negatif terhadap konten atau komentar apa pun. Dengan cara ini, sikap online dialihkan ke dunia nyata dan sebaliknya.

    Berfokus pada penerapan etiket online akan memiliki hasil yang bagus untuk generasi mendatang yang akan memiliki sikap yang memadai di dunia online yang menghindari konflik daripada membujuknya untuk bersembunyi di balik profil virtual mereka. (Putra)

    Bagikan Artikel

    data.label
    data.label
    data.label
    data.label
    Beri penilaian untuk artikel Komponen Kewargaan Digital
    Sangat Suka

    0%

    Suka

    0%

    Terinspirasi

    0%

    Tidak Peduli

    0%

    Marah

    0%

    Komentar