Daftar Isi
LANCANG KUNING,PEKANBARU-Angka Orang Dalam Pemantauan (ODP) yang dicurigai terinfeksi virus Covid-19 atau virus Corona di Provinsi Riau naik lagi. Update terbaru dari situs corona.riau,go.id, hasil rekap data dari tanggal 3 Maret hingga 31 Maret 2020, pukul 21.00 WIB, Senin (1/4/2020) tercatat sebanyak 16.694 orang dalam ODP.
Dari angka ini, sebanyak 840 orang telah selesai pemeriksaan dan sisanya 15.854 masih berstatus ODP. Sedangkan, data Pasien Dalam Pengawasan (PDP) sebanyak 115 orang, 81 diantaranya masih dirawat dan 33 sudah dipulangkan.
Pasien yang positif terinfeksi virus Covid-19, ada tiga orang, dua diantaranya masih dirawat dan satu sudah dinyatakan sehat.
Juru Bicara Gugus Tugas Penanggulangan COVID-19 Riau, dr Indra Yovi Sp.P (K), ribuan TKI yang pulang memang langsung ditetapkan sebagai orang dalam pemantauan (ODP) karena Malaysia termasuk negara penularan penyakit mematikan itu. Hal itu diakuinya membuat jumlah ODP di Riau melonjak hingga kini mencapai 15.000 orang.
Namun, ia mengatakan status ODP bukan berarti TKI tersebut positif COVID-19.
“Hal inilah yang bikin kita harus waspada, bukan takut. ODP tinggi menunjukkan kita mewaspadai, kita bekerja. TKI yang ODP itu bukan berarti mereka positif COVID-19,” ujarnya.
Kasus positif COVID-19 di Riau, lanjutnya, baru ada tiga orang dan satu orang sudah sembuh. Pendeteksian positif tidaknya seseorang hanya bisa diketahui lewat uji sampel swab (air liur) tenggorokan. Sedangkan tes cepat (rapid test) merupakan pendeteksian dini (screening) terhadap risiko penyakit itu.
“Itu hanya screening risiko apakah kalau positif langsung sakit? Dia harus tetap dengan swab. Kalau tes swab positif maka baru positif (COVID-19),” katanya.
Meski begitu, ia TKI yang berstatus ODP harus benar-benar melakukan karantina mandiri selama 14 hari walau hasil “rapid test” negatif. Hal ini untuk menjamin dia tidak menularkan penyakit ke keluarganya dan orang lain.
Karantina mandiri di rumah juga harus menerapkan pembatasan fisik yang tegas. “Bukan hanya di rumah saja, tapi juga harus tegas isolasi mandiri. Social distancing yang kuat, jangan dulu memeluk anaknya, kalau bisa pake masker,” ujar dr Indra Yovi.
Gubernur Riau, Syamsuar secara terpisah mengimbau masyarakat untuk tidak membuat stigma negatif terhadap pasien terduga, baik yang berstatus OPD, PDP dan positif terinfeksi virus Covid-19.
“Hal ini tolong diluruskan perkembangan virus (corona) itu melalui jabat tangan, bersentuhan, berpelukan, berdekatan, tidak tersalurkan lewat udara. Untuk itu, ikuti arahan pemerintah untuk jauhi kegiatan berkumpul, rajin mencuci tangan, melakukan penjarakan fisik,” kata Syamsuar dalam pernyataan pers di Pekanbaru, Rabu (1/4/2020).(rie)
Komentar