Daftar Isi
LancangKuning.com - Sosiologi Desain sebagai ilmu belum makan, seperti perdebatan keilmuan desain sendiri yang masih memperbaiki kontraksi dalam pertempuran dan epistemologi nya. Sosiologi Desain merupakan suatu cabang ilmu baru, yang dibuat oleh Victor Papanek dimana judul buku yang dibuatnya yaitu Desain untuk dunia nyata (1976).
Buku tersebut menjelaskan tentang fenomena desain yang berada di suatu Negara-negara yang sedang berkembang dengan berbagai macam masalah yang di hadapi, di dalam buku nya yang lain juga dijelaskan dimana judulnya adalah Green Imperative(1993).
Di negara-negara yang telah maju pun, penjelasan dari Sosiologi desain juga digunakan dengan cara hati-hati, karena dalam suatu penelitian yang berhubungan dengan desain dan fenomena sosial masih terbatas, pada umumnya semuanya masih membahas tentang gaya hidup, desain sosial karya desain dan lain sebagainya.
Sementara di Indonesia sendiri, belum berkembang ilmu sosial yang mempermasalahkan desain sebagai bagian dari kajian utama. Pematangan konsep dari Sosiologi Desain sebagai cabang ilmu sosial atau ilmu desain, masih membutuhkan waktu begitu lama. Selama ini, perlu dibahas yang dilakukan masih menggunakan teori sosial umum.
Baca Juga : Tempat Wisata di Riau
Sudah sejak lama masyarakat teknologi dan seni rupa kurang memiliki 'hubungan yang mesra' dengan masyarakat ilmu-ilmu sosial. Hal itu dikembangkan oleh masyarakat yang ada di teknologi di ITB, dimana mereka harus membangun wacana tentang keilmuan baru yang dihasilkan untuk 'memanusiakan' teknologi dengan cara melalui pengembangan suatu kajian Sosio-Teknologi dan juga bisa mengelola berbagai perkuliahan ilmu sosial untuk disiplin ilmu keilmuan.
Jauh sebelumnya, hal itu telah terjadi di dalam masyarakat seni rupa. Kesadaran yang sangat tinggi terhadap pentingnya ilmu sosial dalam wacana kesenirupaan dan desain yang telah terbentuk sejak tahun 1970-an, lebih terlihat pada sebagian besar penelitian skripsi mahasiswa, atau penelitian yang akan dikerjakan oleh para pengajar di semua perguruan tinggi seni rupa.
Kebutuhan yang lebih besar dari sosial yang semakin rumit selanjutnya akan di gagas untuk menciptakan perkuliahan tentang suatu Kajian Desain dan Dinamika Sosial. Dan pada akhirnya berkembang lah suatu kebutuhan yang digunakan untuk melakukan suatu kajian inter disiplin berbagai bidang.
Dalam melakukan suatu kajian Sosiologi Desain, ada hal-hal yang perlu dijelaskan sesuai dengan fenomena sosial kebendaan lazim dan yang banyak memiliki kasusnya terkait kita. Seperti misalnya hubungan antara manusia, kebijakan pembangunan, masyarakat, alam dan dunia kebendaan.
Menurut Weber, ada empat kategori ideal suatu aksi sosial yaitu:
- Perilaku yang mengandung nilai yang dimaksudkan untuk merealisasikan nya.
- Tingkah laku tradisional yang memiliki aturan dan sanksi.
- Perilaku emosional dari setiap individu.
Baca Juga : Akreditasi Jurusan Kampus Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi dan Bisnis Islam Lampung
Metode sosiologi terbagi atas dua kelompok yaitu:
Metode kuantitatif dan kualitatif: metode kuantitatif dilakukan dengan meminta kepada masyarakat melalui wawancara, pertanyaan terarah, atau partisipasi. Metode kualitatif dikerjakan dengan cara yaitu menggunakan suatu interpretasi peristiwa, kajian informasi, pembahasan peristiwa, pemotretan hingga menafsir satu fenomena sosial melalui pencatatan lapangan yang kemudian dipaparkan dalam bentuk ter olah dan lainnya.
Kajian sosiologi terapan: kajian yang dirancang untuk menyusun strategi penyelesaian suatu sosial tertentu atau menyusun kebijakan sosial terkait pembangunan yang diperlukan dijalankan.
Sosiologi desain juga merupakan suatu ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan individu, kelompok orang dimana tersebut terkait dengan suatu karya desain tertentu maupun sebaliknya, yaitu karya-karya desain yang menciptakan pergaulan sosial tertentu dengan menggunakan-di sponsori sepenuhnya
POKOK PERMASALAHAN SOSIAL DI INDONESIA
- Pelipatan Jumlah Penduduk
Desain memiliki keterkaitan langsung dengan populasi terkait dengan pasar, lapangan pekerjaan, dan diskusi sosialnya. Yang menjadi perhatian semakin berkurang. Sehingga membuat angka kematian dan angka untuk harapan hidup semakin meningkat. Pelipatan jumlah penduduk yang membawa masalah besar terpenuhi dalam hal pemenuhan kebutuhan dan kemampuan bertahan lolos. Jika berhasil meningkatkan ekonomi Indonesia, maka membangun masa depan akan menghasilkan hal-hal yang tidak akan dapat meningkatkan kenyamanan dan meningkatkan suatu kualitas terhadap produk dimana produk tersebut banyak diinginkan oleh konsumen.
Kebijakan pendidikan yang menekankan pada aspek-aspek 'kognitif' dibandingkan dengan keterampilan dan kemahiran sehingga meningkatkan keterampilan untuk mengisi lowongan di sektor industri kecil yang tidak terisi. Profesional itu di tingkat sarjana.
Baca Juga : Tempat Wisata di Pekanbaru
- Dinamika Sosial Ekonomi
Diberlakukannya otonomi daerah dan melahirkannya provinsi-provinsi baru di Indonesia, memperkuat tumbuhnya jalur-sosial baru yang sulit diprediksi. Hal itu menyebabkan kota-kota dalam provinsi baru ini akan berusaha mengimbangi kota-kota besar lainnya, baik membuat kota replika seperti Jakarta atau membuat kota-kota baru seperti membahas kota di Negara-negara maju.
- Fenomena Konsumen
Di dalam kajian yang utama pada sosiologi desain, di samping faktor dari dasar yang bisa menjadi sebuah arena kehidupan manusia, juga memiliki suatu keterkaitan terhadap tumbuhnya masyarakat konsumen. Desain dapat dipilih sebagai sebuah fenomena gaya hidup dan sosial masyarakat, serta dapat digunakan indikator tingkat dan minat masyarakat terhadap suatu barang atau kelompok barang tertentu. Menurut Modigliani, individu yang mengatur konsumsi dan tabungan mereka untuk keperluan konsumsi di masa depan.
- Kesenjangan Ekonomi
Dalam diskusi pemerosotan intelektual litas anak bangsa telah menumbuhkan konflik-konflik budaya yang diakibatkan oleh media elektronik dan cetak yang selalu menayangkan gaya hidup Negara-negara maju, di lain pihak masyarakat meningkatkan 'ekonomi ekonomis yang akut. Karena adanya masalah tersebut sehingga bisa menciptakan suatu anomali sosial yang menghasilkan angka kriminalitas yang begitu tinggi.
- Mentalitas Sosial
Terbagi atas dua yaitu:
- Mentalitas sosial positif misalnya:
Tumbuhnya rasa jiwa perjuangan, yang bisa tahan uji, dan memiliki nilai yang optimis.
- Mentalitas sosial negatif misalnya :
- Desain gender: yaitu perbedaan pendapat antara laki-laki dan wanita.
- Desain horor; yaitu bentuk desain yang menarik namun dianggap sebagai hiburan atau ditekstualisasikan sebagai 'bacaan' dan pembelajaran yang menyenangkan.
- Desain kriminal; yaitu adanya penyimpangan kegunaan desain dalam masyarakat. Contohnya, melintasi lalu lintas, membuang sampah di sungai dll.(Indah)
Komentar