Daftar Isi
Foto: Coronavirus
LancangKuning.com, JAKARTA – Perusahaan internet China Qihoo 360 bermitra dengan perusahaan teknologi NoSugar Tech memperkenalkan platform yang memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) yang memungkinkan pengguna memeriksa apakah mereka baru saja bepergian dengan seseorang yang menderita Virus Corona (Coronavirus/nCov).
Dilansir dari laman South China Morning Post, Sabtu, 1 Februari 2020, cara penggunaannya dengan memasukkan tanggal perjalanan bersama dengan nomor penerbangan atau kereta. Dengan begitu pengguna bisa tahu apakah mereka bepergian dengan seseorang yang telah terinfeksi virus mematikan itu.
Baca Juga: Warga Natuna Demo Tolak WNI dari Wuhan, Istana: Ini Evakuasi Kemanusiaan
Platform kemudian akan menyarankan mereka yang bepergian dengan seseorang yang dikonfirmasi terkena Virus Corona untuk dikarantina sendiri dan mencari perawatan medis jika mereka memiliki gejala seperti demam.
NoSugar Tech juga mengkompilasi dan memverifikasi data publik secara manual. Datanya sendiri didapat dari sumber-sumber seperti media milik pemerintah China. Mereka kemudian memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan Qihoo 360 untuk memastikan bahwa informasi tersebut terus diperbarui dan dapat diandalkan.
Baca Juga: Tenaga Pendidik Diharapkan Jadi Guru Inspiratif
Menurut laporan, hingga saat ini ada lebih dari 21 juta orang yang menggunakan layanan tersebut sejak dua hari diluncurkan. Pengguna bisa mengaksesnya melalui aplikasi dan layanan Qihoo 360, termasuk browser dan aplikasi keamanan seluler.
Peluncuran layanan ini terjadi di tengah wabah virus corona di mana tercatat ada lebih dari 10 ribu kasus dengan 259 kematian. Wabah itu bertepatan dengan liburan Tahun Baru Imlek 2571 membuat penyebaran Coronavirus menjadi cepat ketika jutaan orang China bepergian ke beberapa negara dan wilayah untuk melakukan liburan.
Baca Juga: Tempat Wisata di Riau
Sebelumnya, dua aplikasi transportasi online, Gojek dan Grab, bersedia menginformasikan data pribadi pengguna ke pejabat berwenang di Singapura, karena sebagai bagian dari pencegahan wabah Virus Corona.
Tetangga Indonesia itu diketahui sudah ada 10 kasus infeksi Virus Corona yang dikonfirmasi. Selain itu, pemerintah Singapura resmi melarang warganya dari Wuhan, Provinsi Hubei, untuk kembali ke negaranya.
Baca Juga: Makanan Khas Pekanbaru
Hal ini mengingat Singapura memiliki jaringan transportasi yang berkembang dengan baik, risiko penyebaran infeksi Virus Corona di sana turut meningkat. "Kami sudah berkomunikasi dengan pejabat lokal untuk memberi dukungan dalam melacak pasien potensial," demikian keterangan resmi Grab, dikutip dari KrAsia.
Salah satu bentuk kerja sama yang dimaksud yaitu pelacakan kontak melalui analisis data perjalanan penumpang yang berpotensi terinfeksi. Hal itu dilindungi oleh UU Penyakit Menular di Singapura.
Senada, Gojek mengaku terus berkomunikasi, termasuk proses pelacakan nomor kontak. Berbeda dengan operator taksi konvensional, bus umum maupun kereta komuter, layanan Grab dan Gojek menyimpan transaksi perjalanan, informasi kontak, dan data pribadi lainnya dari pengguna.
Informasi-informasi itu berguna untuk mengidentifikasi penumpang yang berhubungan dengan orang yang terinfeksi, lalu melacak ke mana mereka pergi. Sebelumnya, Facebook dan Twitter turut berkampanye memerangi informasi salah atau hoax serta konten berbahaya soal Virus Corona (Coronavirus/nCov). (LKC)
Komentar