Daftar Isi
Foto: Presiden AS Donald Trump saat bertemu dengan pemimpin tertinggi Korut Kim Jong-un di DMZ, Juni 2019. (Brendan Smialowski / AFP)
LancangKuning.com, Jakarta -- Korea Utara menghina Presiden Amerika Serikat Donald Trump dengan menyebut sebagai pria tua yang lalai dan suka berubah dalam bersikap.
Hinaan itu dilontarkan Korut untuk merespons tweet Trump terkait sikap pemimpin tertinggi Korut Kim Jong-un.
Dalam cuitan itu Trump mengatakan Kim terlalu pintar dan telah begitu banyak kehilangan segalanya jika tetap mengambil sikap permusuhan.
"Karena (Trump) adalah pria tua yang labil dan tidak menentu, di mana kita tidak bisa tidak menyebutnya 'pikun' telah tiba," kata Pejabat senior Korea Utara yang juga mantan negosiator nuklir Kim Yong Chol dikutip dari Associated Press, Senin (9/12).
Baca Juga: Mane Bisa Jadi Cristiano Ronaldo Baru
Kim Yong Chol mengatakan bahwa mereka tidak akan menyerah pada tekanan AS.
Kata dia, Trump berusaha mengulur waktu hingga batas waktu yang ditetapkan oleh Kim Jong-Un bagi Washington untuk menyelamatkan pembicaraan nuklir.
Kim Yong Chol mengatakan tweet Trump dengan jelas menunjukkan bahwa ia adalah pria tua yang tidak memiliki kesabaran.
Beberapa hari lalu Wakil Menteri Luar Negeri Korea Utara, Choe Sun Hui, mengeluarkan ancaman serupa. Choe menegaskan untuk melanjutkan hinaan terhadap Trump setelah ia berbicara dalam pertemuan puncak NATO di London soal kemungkinan menyerang Korut dan kembali menyebut Kim Jong-un "manusia roket."
Baca Juga: Cerita Ahok Bagi Tugas dengan Dirut di Pertamina
Korut mengklaim saat ini mereka tidak lagi merundingkan masalah pelucutan senjata nuklir (denuklirisasi) dalam proses negosiasi pencabutan sanksi ekonomi dengan AS.
Menurut Duta Besar Korut untuk Perserikatan PBB, Kim Song, menyatakan keputusan itu diambil untuk menyiasati supaya AS mau mengikuti kemauan mereka karena dianggap mengulur waktu.
Baca Juga: Tempat Wisata di Riau
AS menjatuhkan serangkaian sanksi ekonomi kepada Korut karena melakukan program pengembangan senjata nuklir. Trump dan Kim Jong-un sudah dua kali bertemu untuk berunding di Singapura dan Vietnam
Akan tetapi, negosiasi terakhir di Vietnam pada Februari lalu tidak menghasilkan kesepakatan apapun. Dan setelah itu Korut kembali meningkatkan ketegangan melalui serangkaian uji coba rudal.
Baca Juga: Makanan Khas Pekanbaru
Korut juga dijatuhi serangkaian sanksi oleh PBB terkait program nuklir dan misil.
Pyongyang dan Washington memulai kembali pembicaraan nuklir di Swedia. Akan tetapi, lagi-lagi gagal menemui kata sepakat.
Bahkan usai pertemuan itu, Korut menyatakan tidak akan melanjutkan perundingan nuklir dengan AS kecuali mereka mengambil langkah untuk mengakhiri permusuhan.
Korut mengancam akan melanjutkan program senjata nuklir jika AS tak kunjung memberi jawaban terkait perundingan tersebut pada Desember ini.
Komentar