Thariq dan Syihab; Dua Orang yang Benci Nabi dan Akhirnya Masuk Islam karena Keajaiban Ini

Daftar Isi

    LancangKuning.com - Taufik dan hidayah tidak bisa diusahakan oleh manusia. Ia adalah hak prerogatif Allah Swt. Manusia hanya bisa memberikan hidayah irsyad pada manusia lainnya. Manusia tidak bisa memaksakan keimanan orang lain. Sekuat apa pun usaha untuk mengislamkan orang, jika tidak bersamaan dengan hidayah dari Allah Swt., maka percuma saja. Sebaliknya, sekuat apapun menghalangi islamnya seseorang, jika Allah sudah menghendakinya, maka percuma saja.

    Allah Swt. berfirman dalam Qs. Ibrahim (14) : 4,

    وَمَآ اَرْسَلْنَا مِنْ رَّسُوْلٍ اِلَّا بِلِسَانِ قَوْمِهٖ لِيُبَيِّنَ لَهُمْ ۗفَيُضِلُّ اللّٰهُ مَنْ يَّشَاۤءُ وَيَهْدِيْ مَنْ يَّشَاۤءُ ۗوَهُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ

    Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun, melainkan dengan bahasa kaumnya, agar dia dapat memberi penjelasan kepada mereka. Maka Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki, dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Dia Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana.

    Allah Swt. tidak akan memberi hidayah pada orang yang kita cintai, tapi Dia akan memberikannya pada orang yang dikehendaki. Allah Swt. berfirman dalam Qs. Al-Qasas (28) : 56,

    اِنَّكَ لَا تَهْدِيْ مَنْ اَحْبَبْتَ وَلٰكِنَّ اللّٰهَ يَهْدِيْ مَنْ يَّشَاۤءُ ۚوَهُوَ اَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ

    Sungguh, engkau (Muhammad) tidak dapat memberi petunjuk kepada orang yang engkau kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang Dia kehendaki, dan Dia lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima  petunjuk.

    Dalam Tafsir Jalalain Juz 2/hal. 325 dijelaskan bahwa asbabunnuzul ayat tersebut adalah ketika Nabi Muhammad saw. memiliki keinginan kuat untuk mengislamkan pamannya, Abu Thalib. Sehingga Allah Swt. menurunkan ayat ke-56 dari Surat Al-Qasas sebagai pelajaran pada nabi.

    Dulu, pada awal mula Islam, Nabi Muhamamd saw. berdakwah secara sembunyi-sembunyi. Kurang lebih selama tiga tahun beliau berdakwah secara samar di Mekkah. Setelah itu, sepuluh tahun beliau gunakan untuk berdakwah secara terang-terangan di sekitar Mekkah. Banyak rintangan dan ancaman dalam perjalanan dakwah beliau. Bahkan ancaman pembunuhan sudah menjadi langganan tiap hari.

    Orang Kafir Quraisy sampai mengadakan sayembara untuk membunuh Nabi Muhammad saw. Namun mereka selalu menemui kegagalan. Baik karena mereka celaka sendiri atau ada yang menghalangi. Banyak mukjizat Nabi yang ditampakkan pada mereka sebagai bukti kenabian, namun karena hidayah Allah Swt. tertutup bagi mereka, sehingga tak kunjung masuk islam.

    Imam Muhammad Bin Abu Bakar dalam hadis yang kedelapan belas, dalam kitab Al-Mawaidz Al-‘Ushfuriyah menceritakan sepotong kisah islamnya salah satu sahabat Nabi yang pada awalnya sangat antusias untuk membunuh Nabi. Namanya adalah Thariq Ash-Shoidalani ra.

    Suatu ketika, orang-orang kafir berkumpul di rumah Abu Jahl. Mereka sedang mengatur siasat untuk membunuh Nabi Muhammad Saw. Tampillah Thariq yang mengaku siap untuk membunuhnya. Bahkan ia bilang “Alangkah mudahnya kalau hanya mau membunuh Muhammad, jika kalian menyetujuiku.”

    Semua orang kafir yang ada di rumah Abu Jahl merasa heran, mereka menanyakan bagaimana caranya pada Thariq. “Ah, gampang. Biasanya Muhammad salat di sekitar Kakbah. Kita naik ke atas Kakbah dengan membawa batu besar. Ketika Muhammad sedang salat, kita jatuhkan batu itu padanya. Dijamin dia mati seketika”, jawab Thariq.

    Salah satu dari mereka bangkit, namanya Syihab. Lalu ia bilang, “Ide yang bagus. Ayo aku siap ikut bersamamu.”

    Berangkatlah Thariq dan Syihab menuju Kakbah. Mereka datang mendahului Nabi Muhammad saw. Mereka sudah bersiap-siap di atas Kakbah untuk menjatuhkan batu pada Nabi. Tak lama kemudian Nabi Muhammad saw. datang. Beliau langsung salat di pinggir Kakbah. Saat beliau dalam posisi sujud, batu itu dijatuhkan oleh Thariq dan Syihab.

    Subhanallah, batu dinding Kakbah keluar dari tempatnya menghalangi batu yang mereka lemparkan. Batu Kakbah itu menahannya di udara sampai Nabi meninggalkan tempat. Baru batu Kakbah tersebut balik lagi ke tempat asalnya.

    Syihab dan Thariq merasa takjub atas mukjizat Nabi tersebut. Mereka langsung turun dari atas Kakbah. Mereka mengajar Nabi Muhammad saw. dan menyatakan keislamannya.

    Sungguh tidak heran bila seperti SayyidinaThoriq dan Syihab masuk Islam. Mereka melihat mukjizat Nabi dengan mata kepalanya sendiri. Imam Muhammad Bin Abu Bakar berkata,

    والايمان بمحمد عليه السلام في اخر الزمان من افضل المراتب لانهم ثبتوا على الايمان والاسلام عن ظهر الغيب بغير مشاهدته عليه السلام ومعجزاته

    Iman pada Nabi Muhammad saw. di akhir zaman merupakan paling utamanya tingkatan iman. Karena mereka (umat saat ini), menyatakan keimanan dan keislamannya dengan mata bathin. Tanpa melihat langsung Nabi Muhammad saw. dan kedahsyatan mukjizatnya.

    Alhamdulillah, Allah Swt. menjadikan kita beriman pada Nabi Muhammad saw. walau tidak melihatnya secara langsung. Semoga kita dan keluarga mati dalam keadaan membawa iman dan islam. Amin. Wallahua’lam.

    Sumber : https://bincangsyariah.com/khazanah/thariq-dan-syihab-dua-orang-yang-benci-nabi-dan-akhirnya-masuk-islam-karena-keajaiban-ini/

    Bagikan Artikel

    data.label
    data.label
    data.label
    data.label
    Beri penilaian untuk artikel Thariq dan Syihab; Dua Orang yang Benci Nabi dan Akhirnya Masuk Islam karena Keajaiban Ini
    Sangat Suka

    0%

    Suka

    0%

    Terinspirasi

    0%

    Tidak Peduli

    0%

    Marah

    0%

    Komentar