Budidaya Ikan Lele Bioflok

Daftar Isi

    LancangKuning.com - Sekarang ini, Indonesia sedang mengalami peningkatan ekonomi yang sangat lumayan, terutama di bidang perikanan. Bahkan, negara kita menjelma sebagai pemain utama di sektor ekspor hasil laut dan ikan. Jika jeli melihatnya, maka akan terlihat bahwa hal ini bisa menjadi sebuah peluang bisnis yang sangat menggiurkan.

    Salah satu hasil perikanan yang menjanjikan hasil yang lumayan dan pengerjaannya yang tidak terlalu sulit adalah budidaya ternak lele. Jika kita amati di sekitar, maka banyak orang indonesia dan luar negeri yang menikmati hasil olahan ikan satu ini. Jika kita lihat ke restoran misalnya, pasti ada ragam menu yang ditawarkan menggunakan bahan ikan lele.

    Sebelum memulai bisnis ternak lele, ada beberapa teknik yang bisa diterapkan dalam membudidayakan lele. Yang pertama ialah cara tradisional atau cara konvensional. Cara ini memiliki keunggulan yaitu prosesnya yang tidak terlampau rumit dan tidak membutuhkan modal yang tidak terlampau besar. Namun sayangnya teknik ini membutuhkan ruang yang lumayan besar sehingga memberatkan peternak untuk mencari lahan yang cocok.

    Cara kedua ialah dengan menggunakan teknik bioflok. Meskipun membutuhkan modal yang lebih besar dari pada teknik sebelumnya, namun teknik ini menjanjikan hasil panen dengan menggunakan lahan yang jauh lebih kecil dari pada teknik tradisional.

    Kali ini, kita akan memfokuskan diri pada teknik yang kedua. Pada dasarnya teknik ini menggunakan mikroorganisme atau bakteri pembentuk gumpalan atau flok yang dapat menghasilkan pakan untuk dikonsumsi ikan lele nantinya. Hasilnya ialah meningkatkan konsumsi pakan lele namun secara bersamaan menghemat biaya. Berikut caranya:

    Bahan yang dibutuhkan

    Yang pertama ialah kolam. Biasanya kolam yang dibutuhkan dalam teknik bioflok adalah kolam yang berbentuk silinder yang terbuat dari terpal. Dinilai kolam ini jauh lebih menghemat tempat dan praktis dibanding dengan bentuk lainnya. Kolam bentuk ini bahkan dapat menampung 3 ribu lele hanya dengan diameter 3 meter.

    Sebuah pipa akan dipasang di dasar kolam yang akan berguna sebagai tempat jalan keluar kotoran ikan lele yang mengendap di dasar. Hal tersebut harus dilanjutkan dengan menambahkan suplai air, sehingga kolam terhindar dari kekeringan. Kotoran yang keluar tersebut dapat diolah kembali menjadi sumber bagi pakan lele tersebut dan juga pupuk organik.

    Selanjutnya ialah air, usahakan tinggi air sekitar 80-100 cm. Setelah hari pertama berakhir, tambahkan probiotik sebanyak 5 ml/m3. Dihari ketiga, masukkan 250ml/m3 probiotik molase, kemudian di malam harinya tambahkan dolomite sekitar 150-200 gram/m3..

    Terakhir ialah benihnya ikan lele itu sendiri. Setelah proses sebelumnya selesai, sebelum menaburkan benih lele tunggu sekitar 7-10 hari. Selanjutnya tambahkan prebiotik 5 ml/m3 keesokan harinya.

    Perawatan

    Amati ikan lele yang sudah kamu ternak tadi, jika panjang ikan lele tersebut telah mendekati 12 cm, maka langsung tambahkan di setiap 10 hari ragi tape 2 butir/m3, ragi tempe 1 sdm/m3, probiotik sekitar 5 ml/m3, terakhir air dolomite sebanyak 200-300 gram/m3. Setelah melewati 12 cm, maka tambahkan ragi tempe 3 sdm/m3, probiotik sekitar 5 ml/m3, air dolomite 200-300 gram/m3, dan ragi tape 6-8 butir/m3. Jangan lupa melarutkan ragi tempe dan tape sebelumnya dengan air.

    Jika tidak memperhatikan pakan ikan lele, maka akan berakibat ikan lele menjadi kanibal dan memakan sesamanya. Maka perlu diperhatikan pola makan ikan lele tersebut. Usahakan memberikan pakan yang berkualitas untuk menghasilkan lele yang berkualitas.

    Sekian hal-hal yang perlu diketahui dalam ternak lele dengan teknik biofolk. Semoga artikel ini dapat membantu dalam usaha peternak dalam membudidayakan ternak lele.(Randhi)

    Bagikan Artikel

    data.label
    data.label
    data.label
    data.label
    Beri penilaian untuk artikel Budidaya Ikan Lele Bioflok
    Sangat Suka

    0%

    Suka

    0%

    Terinspirasi

    0%

    Tidak Peduli

    0%

    Marah

    0%

    Komentar