Daftar Isi
Seekor harimau masuk ke perangkap jenis box trap pada Senin (11/8). (Foto: Dok. BBKSDA Riau)
LANCANGKUNING.COM,Pekanbaru-upaya mitigasi konflik antara satwa liar dan manusia yang dilakukan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau akhirnya membuahkan hasil. Seekor harimau sumatera remaja berhasil diamankan di Kabupaten Pelalawan, Senin (11/8) sore.
Kepala BBKSDA Riau, Supartono, menyampaikan bahwa penangkapan ini merupakan tindak lanjut dari laporan serangan harimau terhadap seorang pekerja perkebunan akasia di wilayah tersebut. Sebelumnya, tim lapangan telah memasang camera trap setelah menerima laporan insiden.
“Dari hasil camera trap, terlihat seekor harimau remaja berkeliaran di sekitar lokasi. Berdasarkan temuan itu, kami segera memasang box trap dengan umpan kambing. Sekitar pukul 16.00 WIB pada 11 Agustus, satwa tersebut masuk ke dalam perangkap,” ujarnya, Selasa (12/8).
Harimau yang diperkirakan berusia lima tahun itu langsung menjalani pemeriksaan awal di lapangan. Tim medis satwa liar mengambil sampel darah, feses, dan air liur untuk kemudian dibawa ke laboratorium di Dharmasraya, Sumatera Barat.
Menurut Supartono, pengujian tersebut dilakukan untuk memastikan apakah terdapat jejak DNA manusia pada tubuh atau kotoran harimau. Temuan ini diharapkan dapat menjadi bukti ilmiah yang menguatkan dugaan keterlibatan satwa tersebut dalam serangan yang menewaskan pekerja perkebunan.
“Korban mengalami luka parah, termasuk robekan akibat cakaran di kepala dan patah tulang pada lengan kiri, sebelum akhirnya meninggal dunia,” jelasnya.
Untuk sementara, harimau tersebut ditempatkan di pusat penyelamatan satwa di Sumatera Barat sambil menunggu hasil pemeriksaan laboratorium. BBKSDA Riau juga telah menjalin koordinasi dengan berbagai pihak, termasuk pusat rehabilitasi harimau sumatera, guna merumuskan langkah selanjutnya.
“Jika hasil uji sudah keluar, kami akan menentukan lokasi yang tepat untuk melepasliarkan kembali satwa ini,” kata Supartono.
Kasus ini menambah daftar panjang konflik manusia dengan harimau sumatera di Riau. BBKSDA mengimbau masyarakat, terutama yang bekerja di wilayah rawan perlintasan satwa, untuk selalu waspada dan melapor jika menemukan tanda keberadaan harimau. Upaya mitigasi dan pelestarian habitat menjadi kunci untuk menekan insiden serupa di masa depan.(rie)
Komentar