Daftar Isi
Foto: Ilustrasi laut
LancangKuning.Com, Jakarta - Studi terbaru menunjukkan, lautan tidak akan memiliki warna yang sama seperti sekarang ini di masa depan. Ini menjadi tanda awal bahwa pemanasan global secara signifikan mengubah ekosistem planet Bumi.
Perubahan warna ini diketahui oleh para peneliti dengan membuat model Bumi yang menjalankan simulasi terhadap pertumbuhan makhluk-makhluk kecil yang hidup di laut dan berpengaruh terhadap perubahan warnanya. Penelitian ini sendiri diterbitkan di jurnal Nature Communications.
Lantas, akan seperti apa warna laut di masa depan? Bukan menjadi kuning, merah muda, atau jingga, nantinya, laut akan tampak menjadi lebih biru atau lebih hijau, tergantung bagian dari laut itu sendiri.
Laut tampak berwarna biru atau hijau di mata kita karena kombinasi antara interaksi sinar Matahari dengan molekul di dalam air dan dengan apa pun yang ada di bawah permukaannya. Molekul di dalam air menyerap seluruh spektrum warna dari Matahari, kecuali biru, dan air memantulkan kembali warna biru itu.
Baca Juga: Waspada, Flu Babi Renggut Nyawa di India 226 Jiwa
Cerita akan berbeda ketika di dalam air mengandung lebih banyak fitoplankton, organisme mikroskopis yang dapat menggunakan klorofil untuk menangkap hampir seluruh warna biru dari spektrum warna yang dihasilkan Matahari.
Kemudian, mereka melakukan fotosintesis untuk menghasilkan energi kimiawi yang dibutuhkan untuk bertahan hidup. Jadi, ketika perairan laut mengandung lebih banyak fitoplankton, warnanya akan cenderung ke hijau, sedangkan ketika keberadaan hewan mikroskopis itu sedikit, biru jadi warna yang menonjol.
Nah, pertumbuhan makhluk tersebut tergantung dari seberapa besar cahaya Matahari, karbon dioksida, dan nutrisi di sekitarnya. Perubahan iklim mengubah kondisi laut saat ini, yang berarti akan mengakibatkan semakin sedikitnya nutrisi bagi fitoplankton sehingga jumlahnya bakal menurun di sejumlah daerah.
Studi ini memprediksi bahwa warna biru akan lebih mentereng di kawasan subtropis menyusul berkurangnya populasi fitoplankton. Perairan di dekat Bermuda dan Bahama disebut sudah memiliki kandungan fitoplankton yang terbilang sedikit.
Sedangkan Samudra Antartika dan sebelah utara Samudra Atlantik akan mengalami pertumbuhan pesat dari fitoplankton. Hal ini mengakibatkan warna perairan tersebut akan tampak lebih hijau.
Diperkirakan, perubahan iklim akan membawa pergeseran warna tersebut di laut pada akhir abad 21. Lantas, apa sebenarnya arti dari perubahan warna air laut ini?
Salah satunya adalah, diketahui fitoplankton ini mirip dengan tumbuhan yang melepaskan karbon dioksida ke lingkungan di sekitarnya. Meningkat atau menurunnya populasi organisme ini tentu berpengaruh pada makhluk lautan lainnya.
"Perubahan ini bukan hal yang bagus, ini akan berdampak pada seluruh rantai makanan," ujar Stephanie Dutkiewicz, salah satu penulis laporan penelitian tersebut, sebagaimana kutip dari CNN, Selasa (5/2/2019).
"Fitoplankton berada di dasar (rantai makanan), dan jika dasarnya berubah, ini akan membahayakan hewan lain di rantai makanan, cukup besar pengaruhnya untuk menjangkau beruang kutub dan tuna, atau sekadar menyasar apa yang kamu suka makan dan lihat di gambar," pungkasnya. (LKC)
Komentar