Daftar Isi
Foto: Asisten III Setdaprov Riau, Joni Irwan, pada acara peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional 2022.
Lancang Kuning, PEKANBARU - Asisten III Setdaprov Riau, Joni Irwan, mengatakan teknologi saat ini memiliki potensi yang besar untuk mengatasi beberapa tantangan bahasa ibu.
Hal ini disampaikannya pada saat menghadiri dan memberikan sambutan pada kegiatan Peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional 2022 di Hotel Royal Asnof, Pekanbaru, Senin (21/02/2022).
"Masuknya berbagai bahasa lain ke Indonesia tentu ini menjadi tantangan bagi bahasa ibu, karena ini dapat terlupakan bagi generasi muda kita," kata Joni.
Sebab itulah, sambung Joni, dunia digital sekarang ini merupakan kesempatan bagi negara untuk menjadi sarana yang tepat menjaga dan melestarikan bahasa ibu di Indonesia.
Joni juga mengungkapkan, berbagai aplikasi yang tersedia di era digital dapat dimanfaatkan demi kemashlahatan bahasa ibu, seperti Kamus Bahasa Besar Indonesia.
"Tentu saja, kita sangat berharap dengan kamus berbahasa ibu, dapat mendorong bahasa daerah juga dapat melakukan hal yang sama," ungkapn Joni.
Menurut Joni, cerita- cerita rakyat atau cerita - cerita dari anak berbahasa daerah yang ada di Provinsi Riau ini dapat dibuat lebih menarik dalam bentuk digital.
"Hal ini menjadi peluang yang harus kita manfaatkan untuk tetap menjaga bahasa ibu tetap lestari," tutur Joni.
Sebagaimana yang tercantum dalam Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor 12 Tahun 2017 tentang Perubahan Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor 9 Tahun 2009, terkait rencana pembangunan jangka panjang daerah Tahun 2005 - 2025. "Melalui peraturan daerah tersebut, kami Pemprov Riau memandang penting kebudayaan Melayu," ucap Joni.
Oleh karena itu, berbagai upaya telah dilakukan Pemprov Riau untuk terus menjaga eksistensi budaya Melayu untuk bertahan di Provinsi Riau.
"Salah satunya dengan mengesahkan Peraturan Gubernur Provinsi Riau Nomor 45 Tahun 2018, tentang Pelaksanaan Pembelajaran Muatan Lokal Budaya Melayu Riau," imbuhnya.
Ia menyampaikan, bahwasanya peraturan daerah atau kebijakan-kebijakan semacam inilah yang hendaknya menjadi prioritas bagi pemerintah kota/kabupaten yang lain di masa mendatang.
"Dengan demikian, bahasa Melayu sebagai bahasa Ibu bagi sebagian besar masyarakat di Provinsi Riau tidak akan terancam punah," kata Joni. (LK/MCR)
Komentar