Daftar Isi
Foto: Menteri BUMN Erick Thohir. (Istimewa/Putra Nasution)
Lancang Kuning – Era disrupsi mengubah peta profesi anak-anak muda saat ini. Persaingan di era digital tidak lagi seperti zaman dulu, sekarang anak-anak muda dengan growth mindset dan agility bisa dengan mudah melakukan disrupsi terhadap berbagai bidang.
Kehadiran startup teknologi dengan solusi terhadap berbagai permasalahan adalah contoh nyata. Pentingnya growth mindset disampaikan oleh Erick Thohir, Menteri BUMN & Head Mentor IDT saat mengisi Head Mentor Session di Indonesia Digital Tribe (IDT).
Menurut Erick ada 4 alasan utama mengapa anak-anak muda, khususnya talenta digital, harus memiliki growth mindset.
Ini dia alasannya:
1. Tetap Relevan di tengah Disrupsi Disrupsi telah mengubah status quo dan mendorong bisnis untuk beradaptasi dengan cepat. Anak muda tidak boleh terjebak pada status quo karena ada banyak tantangan dan disrupsi di masa depan sehingga semua perlu belajar untuk lebih agile dan beradaptasi. Sehingga dapat memastikan pertumbuhan bisnis dan ekonomi Indonesia dan relevansi kita ke depan.
2. Kunci untuk Maju. Jangan Pasrah dengan Keadaan Growth mindset atau kemampuan adaptasi adalah kunci pertumbuhan pribadi dan juga bisnis di tengah banyak disrupsi global.
Growth mindset membuat seseorang memiliki sikap yang memungkinkan dirinya untuk mengambil langkah berani agar dapat terus melaju, sangat berbeda dengan yang terpaku pada fixed mindset. Mindset tidak mengenal usia dan bergantung pada keputusan individu.
Erick membagikan pengalaman ayahnya, yang pada usia 10 tahun merantau dari Gunung Sugih ke Tanjung Karang, karena di kampung halamannya tidak ada SMP.
Kemudian ke Solo agar bisa mengenyam bangku pendidikan SMEA. Ini adalah bentuk growth mindset, seseorang dengan fixed mindset cenderung pasrah menerima keadaan.
3. Membangun Kepercayaan Diri
Untuk bisa terus bertumbuh, dan maju di zaman yang terus berubah, diperlukan kepercayaan diri (confidence). Confidence bisa tumbuh dengan adanya growth mindset, yang diiringi dengan selalu berlatih dan tidak berpuas diri.
Erick menuturkan dirinya hingga kini pun tidak berpuas diri dan terus belajar untuk bisa melakukan aktualisasi diri terhadap perkembangan zaman, dan menghadapi tantangan.
4. Meraih Peluang dan Mimpi Modal kerja keras saja tidak cukup. Erick mendorong anak-anak muda Indonesia untuk punya kombinasi growth mindset, keberanian meraih peluang, dan kerja keras untuk bisa meraih peluang dan mimpi.
Ia melihat kombinasi ini ada di diri Cristiano Ronaldo, yang berhasil membawa dirinya dari keluarga yang miskin, hingga menjadi pemain inti di berbagai-klub sepak bola besar, bahkan tetap prestasi luar biasa di usianya saat ini.
Ia dikenal sebagai sosok yang konsisten datang berlatih paling awal, dan pulang paling akhir bahkan setelah menjadi salah satu pesepakbola terbaik di dunia, serta jitu dalam menentukan peluang dan langkah karier selanjutnya.
Kombinasi ini juga ia terapkan saat ia membeli saham mayoritas dan menjadi Presiden klub sepakbola Inter Milan. Ia menegaskan, tanpa kombinasi growth mindset, keberanian mengambil peluang, dan kerja keras, kita tidak bisa maju, makmur, dan bahkan mendunia.
Di akhir sesi, Erick kembali memberi semangat kepada generasi muda: “Ada kesempatan di era digitalisasi ini, kita perlu superhero-superhero baru. Tetap semangat. Tetap berkarya. Kita sebagai kakak-kakak kalian, terus mendorong dan membuka jalan.
Tinggal jalannya harus diambil, bukan diambil orang lain.” IDT merupakan inisiatif dari Kementerian BUMN melalui Bank Rakyat Indonesia (BRI), Telkom Indonesia, Bank Mandiri, bersama Kemendikbud Ristek dan Narasi.
Program ini digagas untuk mendorong hadirnya unicorn baru di berbagai sektor seperti Edutech, Fisheries, Healtech, Ecommerce, Agritech, Fintech, Logistic dan Social Impact. IDT diharap bisa menjadi turbo bagi mesin pertumbuhan ekonomi digital bangsa.
Hingga hari terakhir registrasi pada tanggal 19 Januari 2022, IDT telah berhasil menarik lebih dari 18.934 orang pendaftar dan 1.463 ide inovatif, termasuk dari peserta di Indonesia Timur, serta peserta dengan disabilitas.
Setelah melalui fase registrasi, para peserta terpilih akan mendapat kesempatan untuk mengikuti digital mentorship program yang merupakan pelatihan untuk mengasah kemampuan inovasi talenta digital lewat pelatihan digital skill dan mindset.
Selanjutnya fase Hackathon, kompetisi selama 2 minggu untuk merealisasikan ide dan inovasi kreatif menjadi prototipe.
Terakhir fase showcase, Puncak acara yang berisi pitching day dan perkenalan prototype dan dihadiri oleh Human Capital dan CVC BUMN. 3 tim dengan prototipe terbaik akan mendapatkan hadiah Rp300 juta. (LK)
Artikel ini sudah tayang di VIVA.co.id pada hari Kamis, 3 Februari 2022 - 20:16 WIB
Judul Artikel : Erick Thohir: 4 Alasan Anak Muda Harus Punya Growth Mindset
Link Artikel : https://www.viva.co.id/edukasi/1446229-erick-thohir-4-alasan-anak-muda-harus-punya-growth-mindset?page=all&utm_medium=all-page
Komentar