Daftar Isi
Foto: Rachman Haryanto
LancangKuning.Com, Nusa Dua - Menteri Keuangan Sri Mulyani bicara soal harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi di tahun 2019.
Ia menjelaskan, di tengah ketidakpastian global seperti saat ini, pemerintah harus pandai menjaga daya beli masyarakat.
Sri Mulyani mengatakan, hal itu perlu diperhatikan karena perekonomian di dalam negeri sangat bergantung pada daya beli masyarakat.
"Policy kita adalah daya beli (masyarakat) ," kata dia di Ballroom Novotel, Nusa Dua Bali, dilansir dari detik, Kamis (6/12/2018).
Lalu apakah harga BBM akan naik tahun depan?
Untuk menjawab hal tersebut, Sri Mulyani menjelaskan, ada beberapa aspek yang harus dipertimbangkan sebelum menaikkan harga BBM bersubsidi.
Beberapa diantaranya yaitu kesehatan fiskal negara, kesehatan Pertamina, dan daya beli masyarakat. Namun pemerintah juga tak akan gegabah menahan harga BBM tetap rendah bila harga minyak dunia mengalami kenaikan terlalu signifikan.
"Subsidi naik karena 2018 kita naikkan per liter dari Rp 500 ke Rp 2.000 karena asumsi minyak tadinya US$ 48 dolar/barel menjadi di atas US$ 60/ barel, bahkan di atas US$ 70/barel, itu jatuhnya US$ 68/barel. Kalau dibiarkan keuangan Pertamina akan tertekan. Kita akan mencari keseimbangan, tergantung masing-masing kandidat presiden. Keseimbangan menjaga momentum pertumbuhan melalui daya beli masyarakat, itu penting," jelas dia. (LKC)
Komentar