Daftar Isi
Foto: Kadiskes Inhil Zainal Arifin melakukan ekspos
LancangKuning.Com, INHIL - Hingga November 2018, 159 orang suspect Demam Berdarah Dengue (DBD), 41 orang dinyatakan positif menderita penyakit yang diakibatkan gigitan nyamuk Aedes Aegypti di Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil).
Dari sekian penderita DBD, seorang anak berusia 5 Tahun asal Kecamatan Tanah Merah meninggal dunia. Diakui Kepala Dinas Kesahatan, Zainal Arifin angka penderita DBD saat ini cukup tinggi dibandingkan 3 tahun terakhir.
"Tiga tahun terakhir ini, ini kasus DBD tertinggi yang telah memasuki penghujung tahun," ungkap Zainal Arifin saat ekspos di Diskes Inhil, Jumat 9 November 2018.
Dari jumlah keseluruhan suspek DBD yang ditangani puskesmas setiap kecamatan, Tanah Merah dengan jumlah tertinggi dengan 14 kasus saat ini.
Menanggapi hal ini, Dinas Kesehatan dikatakan Kadiskes, telah membuat surat edaran disetiap puskesmas agar memberikan hinbauan ke masyarakat untuk melakukan upaya pemberantasan nyamuk dan perkebangbiakan jentik nyamuk.
"Kami meminta kepala puskesmas membuat pengumuman di mesjid, pasar dan sekolah, agar masyarakat melakukan kegiatan pemberantasan pengembangan biakan nyamuk dengan upaya 3 M Plus," ujar Zainal.
Dijelaskan Kadiskes, kondisi cuaca saat ini menjadi faktor utama mewabahnya penyakit DBD, lantaran perkembangbiakan nyamuk yang semakin banyak dilingkungan tempat tinggal, karena itu perlu digalkannya 3 M Plus tersebut.
"Mengubur sampah, seperti kaleng, botol, menutup penampungan air, menguras tempat penampungan air dan menaburkan bubuk Abate," jelasnya.
Sementara itu Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Puri Husada Tembilahan, Dr Saut Pakpahan menjelaskan DBD biasanya diawali demam tinggi yang tak kunjung turun dan disertai muntah-muntah dalam waktu 3 hari. Karena itu ia menghimbau masyarakat yang anggota keluarga menunjukan gejala tersebut agar segar diperiksakan puskesmas.
"Silahkan cepat diperiksa ke Puskesmas, jangan dipikirkan biaya," tandasnya. (*)
Komentar