Hikmah Sepenggal Tulisan "Habis Gelap, Terbitlah Terang" oleh RA Kartini
Foto: Buya Adrean Hidayat
Lancang Kuning -- Siapa tidak kenal dengan buku terbitan Balai Pustaka pada 1922 yang berjudul "Habis Gelap Terbitlah Terang"? Ya, itu adalah kumpulan pemikiran dan tulisan pahlawan emansipasi perempuan Raden Ajeng Kartini atau RA Kartini.
Di hari lahirnya tanggal 21 April 1879 diperingati sebagai hari kesetaraan hak para perempuan yang sama dengan laki-laki dalam berpendidikan maupun berpendapat. Setiap tahunnya, perempuan Indonesia selalu diingatkan untuk menjadi Kartini-kartini baru yang menginspirasi banyak orang.
Ternyata, buku itu adalah inspirasi beliau setelah membaca alqur'an terjemahan jawa yang diberikan oleh Kyai Soleh Darat sebagai kado pernikahan beliau dengan Bupati Rembang, Raden Adipati Djojodiningrat.
Terhenyak dan membuat ia merenung beberapa kali ketika membaca surah Al-baqoroh ayat ke 257,
ٱللَّهُ وَلِىُّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ يُخْرِجُهُم مِّنَ ٱلظُّلُمَٰتِ إِلَى ٱلنُّورِۖ
"Allah pelindung orang yang beriman. Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan kepada cahaya (iman)".
Keinginannya yang besar, untuk melihat bagaimana bangsa yang suram ini tersinarkan oleh cahaya-cahaya, bukan dalam kungkungan dan penjara yang sempit.
Terbukti dalam surat kepada sahabat penanya di Belanda yang dibukukan, ia sering mengulang kata-kata "dari gelap menuju cahaya", yang dalam bahasa Belanda tertulis "Door Duisternis Tot Licht".
Sahabat sekalian, kita adalah generasi pelopor, bukan pengekor.
Setiap kita harus punya azam dan tekad untuk membawakan cahaya-cahaya kepada mereka yang masih suram dan gelap dalam kungkungan dan cahaya itu adalah Islam. (LK/Rls)
Opini: Buya Adrean Hidayat (Wakil Sekretaris Dakwah & Pengkajian keislaman PD. Pemuda Muhammadiyah Kepulauan Meranti)
