Asosiasi Arsitek hingga Ahli Tata Kota Kritik Desain Istana Garuda IKN

Daftar Isi

    Foto: Desain Garuda untuk Istana Negara di Ibu Kota Negara Baru.

    Lancang Kuning – Para arsitek dan perencana wilayah maupun kota mengkritik desain Istana Negara yang berbentuk seperti burung garuda di Ibu Kota Negara (IKN) baru, Kalimantan Timur.

    Desain ini viral setelah dipamerkan oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional / Kepala Bappenas Suharso Monoarfa melalui instagramnya pada 18 Maret 2021.

    Adapun yang menyampaikan masukan dan kritik ini adalah Asosiasi Profesi Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) hingga Green Building Council Indonesia (GBCI). Kemudian, juga ada Ikatan Ahli Rancang Kota Indonesia (IARKI), Ikatan Arsitek Lanskap Indonesia (IALI), dan Ikatan Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota (IAP).

    Dalam pernyataan bersamanya yang dikutip VIVA, Rabu, 31 Maret 2021, para ahli tersebut menilai, istana negara yang berbentuk burung garuda atau burung yang menyerupai Garuda merupakan simbol yang tidak mencirikan kemajuan bangsa.

    "Di dalam bidang arsitektur tidaklah mencirikan kemajuan peradaban bangsa Indonesia di era digital dengan visi yang berkemajuan, era bangunan emisi rendah dan setelah COVID-19 (New normal)," demikian dikutip dari pernyataan bersama tersebut.

    Mereka mengusulkan, bangunan gedung istana negara seharusnya merefleksikan kemajuan peradaban atau budaya, ekonomi dan komitmen pada tujuan pembangunan berkelanjutan negara Indonesia. Khususnya dalam partisipasinya di dunia global.

    "Bangunan gedung istana negara seharusnya menjadi contoh bangunan yang secara teknis sudah mencirikan prinsip pembangunan rendah karbon dan cerdas sejak perancangan, konstruksi hingga pemeliharaan gedungnya," ujar mereka.

    Metafora, dia melanjutkan, terutama yang dilakukan secara harfiah dan keseluruhan dalam dunia perancangan arsitektur era teknologi 4.0 adalah pendekatan yang mulai ditinggalkan. Karena ketidakampuan menjawab tantangan dan kebutuhan arsitektur hari ini dan masa mendatang.

    "Metafora harfiah yang direpresentasikan melalui gedung patung burung tersebut tidak mencerminkan upaya Pemerintah dalam mengutamakan forest city atau kota yang berwawasan lingkungan," papar mereka.

    Untuk itu, para arsitek dan tata kota ini merekomendasikan agar Istana versi burung Garuda disesuaikan menjadi monumen atau tugu yang menjadi tengaran (landmark) pada posisi strategis tertentu di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) dan dilepaskan dari fungsi bangunan istana.

    Kemudian, mengusulkan desain bangunan gedung istana agar disayembarakan dengan prinsip dan ketentuan desain yang sudah disepakati. Dalam hal perancangan kawasan maupun tata ruangnya termasuk target menjadi model bangunan sehat beremisi nol.

    Pernyataan bersama ini ditandatangani oleh Ketua IAI I Ketut Rana Wiarcha, Ketua GBCI Iwan Prijanto, Ketua IARKI Hadi Prabowo, Ketua IALI Dian Heri Sofian dan Ketua IAP  Hendricus Andy Simarmata.

    Bagikan Artikel

    data.label
    data.label
    data.label
    data.label
    Beri penilaian untuk artikel Asosiasi Arsitek hingga Ahli Tata Kota Kritik Desain Istana Garuda IKN
    Sangat Suka

    0%

    Suka

    0%

    Terinspirasi

    0%

    Tidak Peduli

    0%

    Marah

    0%

    Komentar